Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Perseroan), melalui anak usahanya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), melepas saham dan akan diambil oleh Aumay Mining Pte. Ltd. (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA).
Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat menjelaskan, KAI akan menerbitkan 925.748 saham baru dengan nilai Rp925,8 miliar atau US$59,7 juta, yang akan diambil oleh Aumay dan CITA.
Setelah perjanjian ini, kepemilikan KAI adalah:PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) 65 persen melalui anak perusahaan, Aumay 22,5 persen, dan CITA 12,5 persen.
“Hasil dari transaksi ini akan digunakan untuk pengembangan smelter aluminium yang akan menjadi proyek perdana di Kalimantan Utara,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (22/12/2022).
KAI merupakan perusahaan anak perseroan yang akan mengembangkan proyek smelter aluminium dalam tiga tahap pembangunan dengan perkiraan kapasitas total mencapai 1,5 juta hingga 2 juta ton per tahun.
Tahap pertama dari tiga tahap pengembangan smelter aluminium ini akan menghasilkan 500.000 ton aluminium per tahun saat tanggal operasi komersial (Commercial Operation Date atau COD) diproyeksikan tercapai pada 2025.
Baca Juga
“Setelah ketiga tahap rampung, ADMR melalui KAI akan menghasilkan 1,5 – 2 juta ton aluminium, dan besar kemungkinan smelter aluminium ini akan menjadi segmen pendapatan terbesar Perseroan,” ungkap Christian.
Dia melanjutkan, Adaro Minerals juga melakukan diversifikasi usaha melalui pengembangan proyek perdana di Kaltara. Melalui KAI, smelter aluminium ADMR akan menghasilkan komponen utama bagi industri baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan.
“Selain itu, melalui proyek ini kami dapat melakukan ekspansi usaha serta diversifikasi pendapatan melalui proyek peningkatan nilai, meningkatkan produksi aluminium Indonesia, serta berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik,” imbuhnya.
Pembangunan jetty dan infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai, dan ADMR memperkirakan bahwa tahap pertama proyek ini akan rampung pada semester pertama 2025 dengan perkiraan waktu pembangunan sekitar 24 bulan.