Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Kenaikan Suku Bunga The Fed, Begini Pergerakan Obligasi Indonesia

Kondisi pasar SUN atau obligasi Indonesia terbilang stabil setelah pengumuman suku bunga The Fed.
Kondisi pasar SUN atau obligasi Indonesia terbilang stabil setelah pengumuman suku bunga The Fed.
Kondisi pasar SUN atau obligasi Indonesia terbilang stabil setelah pengumuman suku bunga The Fed.

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar obligasi Indonesia terpantau cukup stabil pasca pengumuman kenaikan suku bunga acuan The Fed pada Rabu (14/12/2022) malam waktu Indonesia.

Data dari World Government Bonds pada Kamis (15/12/2022) mencata tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia dengan tenor 10 tahun berada di level 6,924 persen. Selama sepekan terakhir, yield SUN Indonesia terpantau menguat sebesar 9,1 basis poin. Sedangkan, dalam periode 1 bulan belakangan, imbal hasil SUN menguat 17,7 basis poin.

Sementara itu, level credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia per hari ini ada di level 96,96. Posisi tersebut mengindikasikan probabilitas default atau gagal bayar sebesar 1,62 persen.

Terkait hal tersebut, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan kondisi pasar SUN Indonesia terbilang stabil setelah pengumuman The Fed. Hal ini menunjukkan ketahanan obligasi negara Indonesia di tengah fluktuasi pasar global yang masih terjadi jelang akhir tahun.

“Kenaikan suku bunga ini sudah diprediksi pasar sebelumnya, sehingga pasar SUN kita juga relatif tidak melemah,” katanya saat dihubungi, Kamis (15/12/2022).

Ramdhan mengatakan kondisi makroekonomi domestik yang optimal menjadi salah satu sentimen utama yang menopang pasar SUN Indonesia. Data ekonomi seperti inflasi yang mulai melambat serta stabilnya rupiah meningkatkan daya tarik obligasi pemerintah Indonesia di mata investor asing.

Selain itu, permintaan pasar terhadap instrumen ini juga terbilang masih tinggi jelang akhir tahun. Hal ini seiring dengan upaya investor dalam melakukan penyesuaian portofolio investasinya.

Tingginya permintaan juga dibarengi dengan pasokan yang mulai berkurang seiring dengan rampungnya masa lelang SUN Indonesia pada tahun ini. Hal tersebut memicu investor untuk masuk ke pasar sekunder untuk mencari SUN Indonesia.

Lebih lanjut, Ramdhan mengatakan tingginya minat investor akan menjadi penopang pasar SUN Indonesia di sisa tahun ini. Seiring dengan hal tersebut, Ramdhan mengatakan peluang penguatan yield SUN Indonesia masih terbuka.

“Masih berpeluang menguat, tetapi tidak akan terlalu jauh dari level saat ini. Saya prediksi di sekitar 6,8 persen – 6,9 persen,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper