Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga The Fed Naik, Ini Penyebab IHSG Lanjut Melemah

IHSG mengalami fluktuasi di awal perdagangan karena pelaku pasar mencerna keputusan dan sinyal kebijakan ke depan dari The Fed.
IHSG mengalami fluktuasi di awal perdagangan karena pelaku pasar mencerna keputusan dan sinyal kebijakan ke depan dari The Fed. Bisnis/Abdurachman
IHSG mengalami fluktuasi di awal perdagangan karena pelaku pasar mencerna keputusan dan sinyal kebijakan ke depan dari The Fed. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Langkah The Fed untuk menaikkan federal fund rate (FFR) sebesar 50 basis poin sehingga menjadi 4,4 persen tidak serta-merta direspons positif pasar. Sampai pukul 10.30 WIB pada Kamis (15/12/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,56 persen ke level 6.763,63.

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan IHSG berpeluang melanjutkan rebound ke rentang 6.850–6.880 pada perdagangan hari ini, Jika mampu bertahan di atas 6.800.

“Sebaliknya jika kembali ke bawah 6.800, IHSG diperkirakan kembali bergerak fluktuatif dengan support terdekat di 6.720 pada perdagangan,” katanya, Kamis (15/12/2022).

Meski saham-saham perbankan dapat diperhatikan, Rio mengatakan terdapat potensi fluktuasi di awal perdagangan karena pelaku pasar mencerna keputusan dan sinyal kebijakan ke depan dari The Fed.

Setelah menaikkan kembali suku bunga pada FOMC 13—14 Desember 2022, terdapat indikasi bahwa para pejabat The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi hingga tahun depan dan tanpa pengurangan hingga tahun 2024. Dari Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa akan menetapkan suku bunga hari ini.

“Akan tetapi, The Fed Rate diperkirakan sudah mendekati puncak, seiring dengan kecenderungan penurunan inflasi di AS dalam beberapa bulan terakhir,” lanjutnya.

Dari eksternal, Rio mengatakan rebound lanjutan harga minyak dunia berpotensi memicu kenaikan harga saham komoditas, terutama produsen batu bara seperti ADRO, ITMG dan PTBA. Pelaku pasar juga dapat memperhatikan peluang penguatan lanjutan pada EXCL, ENRG, SRTG dan INCO.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger M.M. menjelaskan penurunan inflasi Amerika Serikat dari 7,7 persen pada Oktober 2022 menjadi 7,1 persen pada November 2022 menjadi sentimen positif bagi pasar. Meski demikian, respons kebijakan kenaikan suku bunga The Fed yang berlanjut untuk meredam inflasi memicu munculnya kekhawatiran resesi.

“Koreksi IHSG saat ini merupakan respons kenaikan suku bunga semalam, tetapi kami tetap optimistis di sisa Desember ini ada potensi rebound menuju level psikologis 7.000,” kata Roger.

Roger mengatakan The Fed cenderung tetap memantau perkembangan inflasi ke depannya, dengan potensi kembali menaikkan suku bunganya hinga 75 basis poin.

Dia memperkirakan saham-saham sektor konsumer akan menjadi yang diuntungkan perkembangan suku bunga saat ini. Harga komoditas diperkirakan mulai turun sehingga mengurangi beban biaya bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper