Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Kompak Melejit, Inflasi AS Mendingin

S&P 500 dan Nasdaq 100 menutup sesi perdagangan yang volatil dengan kenaikan setelah data menunjukkan tingkat inflasi terburuk AS kemungkinan telah berlalu.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York menguat pada akhir perdagangan Selasa (13/12/2022) waktu setempat karena investor mempertimbangkan data inflasi AS terbaru yang mendingin akan mengubah agresivitas kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (14/12/2022), Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,30 persen atau 103,60 poin ke 34.108,64, S&P 500 melesat 0,73 persen atau 29,09 poin ke 4.019,65, dan Nasdaq melejit 1,01 persen atau 113,08 poin ke 11.256,81.

S&P 500 dan Nasdaq 100 menutup sesi perdagangan yang volatil dengan kenaikan setelah data menunjukkan tingkat inflasi terburuk kemungkinan telah berlalu. Ukuran harga layanan yang diawasi ketat oleh Ketua Fed Jerome Powell, yang tidak termasuk energi dan sewa, juga di level moderat.

Data indeks harga konsumen yang lemah secara singkat dirayakan dengan lonjakan pasar saham, tetapi indeks memangkas kenaikan tersebut karena investor mengalihkan fokus mereka ke jalur suku bunga Fed.

Sementara The Fed sebagian besar diperkirakan akan menaikkan suku bunga setengah persentase poin pada Rabu waktu setempat, investor akan memperhatikan apa yang dikatakan pejabat The Fed untuk petunjuk kebijakan lebih lanjut

Namun, beberapa investor berhati-hati untuk melebih-lebihkan rilis indeks harga konsumen (CPI) terbaru.

"Investor tidak melihat sinyal bahwa suku bunga The Fed akan bertahan lebih tinggi lebih lama. Menurut pandangan kami, tingkat suku bunga berkisar antara 5 persen-5,25 persen dan tetap di sana selama tahun 2023 kalender penuh,” kata Jason Katz, direktur pelaksana dan penasihat kekayaan swasta UBS kepada Bloomberg Television.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan The Fed turun sebanyak 24 basis poin. Adapun indeks dolar AS menghentikan reli dua hari.

Mengikuti Fed, Bank Sentral Eropa juga akan mengumumkan keputusan suku bunga pada Kamis (15/12/2022). Selanjutnya, pelaku pasar akan menghadapi keputusan dari Bank of England dan otoritas moneter di Meksiko, Norwegia, Filipina, Swiss, dan Taiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper