Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lesu Selama Pandemi, Penerbitan Surat Utang BUMN Mulai Menanjak Naik

Nilai penerbitan surat utang dari grup BUMN mencapai Rp58,6 triliun hingga akhir November 2022.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai penerbitan surat utang korporasi oleh badan usaha milik negara (BUMN) berikut entitas anak dan cucunya terpantau naik sepanjang 2022.

Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) per 30 November 2022, nilai penerbitan grup BUMN sepanjang tahun berjalan mencapai Rp58,6 triliun. Realisasi ini mengalami kenaikan dibandingkan catatan tahun 2021 lalu sebesar Rp44,6 triliun.

Total nilai emisi sepanjang tahun ini juga menunjukkan tren pemulihan dibandingkan selama masa pandemi tahun 2020 - 2021. Tercatat, sepanjang tahun 2020 lalu, emisi obligasi korporasi BUMN hanya sebesar Rp47,2 triliun.

Meski demikian, nilai penerbitan surat utang korporasi BUMN tahun ini masih lebih rendah dibandingkan dengan catatan 2017 lalu dengan total Rp105,2 triliun. Kemudian sepanjang 2018 mencapai Rp59,8 triliun, dan tahun 2019 sebanyak Rp90,7 triliun.

Adapun, jika dibandingkan dengan penerbitan surat utang oleh perusahaan swasta atau non-BUMN, tahun ini nilai penerbitan BUMN masih lebih kecil. Nilai penerbitan grup swasta hingga 30 November 2022 mencapai Rp97,4 triliun.

Sementara tahun lalu, secara tahun penuh penerbitan surat utang korporasi swasta sebesar Rp68,5 triliun, mengungguli emisi surat utang grup BUMN.

Sementara itu, Pefindo mencatat porsi surat utang korporasi grup BUMN terhadap total outstanding surat utang korporasi nasional per 30 November 2022 adalah 42,6 persen atau Rp220 triliun.

Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan porsi tahun sebelumnya sebesar Rp289,8 triliun atau 58,7 persen dari total outstanding obligasi  korporasi keseluruhan.

Adapun, Pefindo masih memiliki mandat penerbitan surat utang senilai Rp11,15 triliun hingga 30 November 2022. Jumlah mandat tersebut didapat dari 17 perusahaan yang berasal dari beragam sektor.

Bila dirinci per sektor, industri bubur kertas memiliki rencana emisi terbesar yakni Rp2,03 triliun dari 2 perusahaan, diikuti sektor pertambangan dengan rencana emisi Rp2 triliun dari 1 perusahaan.

Sektor jalan tol memiliki rencana emisi Rp1,5 trilun dari 1 perusahaan disusul oleh bidang multifinance senilai Rp3,56 triliun dari 3 perusahaan. Selanjutnya, sektor pertambangan mencatatkan rencana emisi Rp1,5 triliun dari 1 perusahaan, diikuti jasa kurir dan logistik dengan rencana emisi Rp600 miliar dari 2 perusahaan.

Sementara itu berdasarkan institusi dan belum listing, mandat obligasi yang berasal dari BUMN dan anak perusahaannya serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah 8 perusahaan dengan rencana emisi sebesar Rp4,37 triliun.

Sedangkan untuk non BUMN, Pefindo menerima mandat dari 9 perusahaan dengan proyeksi nilai emisi sebesar Rp6,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper