Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terimbas Dolar AS, WTI Naik 4 Sesi

Harga minyak WTI mendapat sentimen positif pelemahan dolar AS, yang membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Harga minyak WTI mendapat sentimen positif pelemahan dolar AS, yang membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain. /Bloomberg
Harga minyak WTI mendapat sentimen positif pelemahan dolar AS, yang membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak WTI naik 4 sesi berturut-turut di tengah pelemahan dolar AS, data manufaktur AS yang meresahkan, dan ketidakpastian atas tindakan OPEC+ selanjutnya.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 67 sen atau 0,8 persen menjadi US$81,22 per barel. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 9 sen atau 0,1 persen menjadi US$86,88 per barel, mengutip Antara.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, merosot 1,15 persen menjadi 104,7300 pada akhir perdagangan Kamis (1/12/2022), mendorong kenaikan harga minyak.

Pada Rabu (30/11/2022), WTI dan Brent masing-masing melonjak 3,0 persen dan 2,9 persen, setelah data menunjukkan penurunan hampir 13 juta barel dalam persediaan minyak mentah AS selama pekan yang berakhir 25 November.

Sementara itu, Pemerintah Uni Eropa untuk sementara telah menyetujui harga US$60 per barel karena batas harga minyak lintas laut Rusia, juga meredam kenaikan harga minyak.

Batas yang diusulkan, dengan mekanisme penyesuaian untuk mempertahankannya pada 5,0 persen di bawah harga pasar minyak, masih lebih tinggi dari perkiraan banyak orang, mempersempit peluang pembalasan Rusia dalam bentuk pengurangan produksi atau ekspor.

Minyak dan aset berisiko lainnya tertatih-tatih oleh penurunan indeks manufaktur AS di bawah level kunci 50 poin, yang pertama dalam hampir 2,5 tahun. Indeks manajer pembelian manufaktur S&P Global AS berada di 47,7 pada November, turun 2,7 poin dari pembacaan Oktober. Angka tersebut menunjukkan penurunan paling tajam sejak Juni 2020.

Pedagang juga menunggu Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok tersebut akan bertemu pada 4 Desember. Pada Oktober, aliansi minyak setuju untuk mengurangi target produksinya sebesar 2 juta barel per hari mulai November untuk menopang harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper