Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Gandeng Sinopharm Urusan Ekspor Impor

PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan Sinopharm International menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) meliputi produksi, distribusi, ekspor-impor.
Salah seorang warga bersiap hendak melakukan tes rapid antigen di Klinik Kimia Farma di Bandara Internasional Minangkabau./Bisnis-Noli Hendra
Salah seorang warga bersiap hendak melakukan tes rapid antigen di Klinik Kimia Farma di Bandara Internasional Minangkabau./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan Sinopharm International menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) meliputi produksi, distribusi, ekspor-impor serta peningkatan riset dan lisensi.

Direktur Utama Kimia Farma David Utama menyampaikan dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional dan peningkatan layanan kesehatan di Indonesia perlu dukungan dan kolaborasi dari mitra global.

“Kami diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan Sinopharm dalam perluasan bisnis dan upaya mendukung ketahanan kesehatan di Indonesia,” ujar David dalam keterangan resmi Selasa (29/11/2022).

President Sinopharm International Zhou Song menuturkan bahwa Kimia Farma dan Sinopharm kembali bergandengan tangan untuk mendorong transformasi industri kesehatan.

Adapun Chairman Sinopharm Group Liu Jingzhen menyampaikan Sinopharm mendukung perjuangan melawan pandemi di Indonesia melalui penyediaan vaksin Covid-19. Hal ini menjadi bentuk kerja sama antar negara dalam peningkatan kesehatan masyarakatnya.

“Kerja sama dalam penanganan pandemi Covid-19 antara perusahaan farmasi besar yang dimiliki kedua negara telah menjadi bukti kolaborasi yang baik dalam mendukung ketahanan kesehatan. Ke depannya, kedua belah pihak akan mendukung Tingkat Komponen Dalam Negeri di Indonesia untuk membantu memproduksi Bahan Baku Obat dalam negeri,” ungkap Liu Jingzhen.

Sementara itu,Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI  Rizka Andalucia mengatakan bahwa Indonesia sedang menjalankan program transformasi sistem kesehatan.

Pelaksanaan transformasi ini terdiri dari 6 pilar yaitu transformasi pelayanan primer, transformasi pelayanan sekunder, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi talenta kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Transformasi ini bertujuan untuk memberikan kesehatan bagi bangsa dan sistem ketahanan kesehatan yang lebih baik, hingga akhirnya akan berkontribusi secara global untuk memperkuat arsitektur kesehatan global.

“Sesuai dengan pilar ketiga yaitu transformasi sistem ketahanan kesehatan, Indonesia menargetkan untuk mencapai ketahanan nasional melalui dukungan pada penelitian, pengembangan, dan produksi 10 Bahan Baku Obat (BBO) dalam negeri terbanyak yang salah satunya adalah paracetamol”, ungkap Rizka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper