Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kongsi SWF China Suntik Kimia Farma (KAEF) dan Anak Rp1,86 Triliun, untuk Apa?

Credit Suisse, BNI Sekuritas dan Mandiri Sekuritas menjadi penasehat keuangan untuk KAEF dan KFA dalam transaksi ini, SWF China dan Indonesia menunjuk CLSA.
Salah seorang warga bersiap hendak melakukan tes rapid antigen di Klinik Kimia Farma di Bandara Internasional Minangkabau./Bisnis-Noli Hendra
Salah seorang warga bersiap hendak melakukan tes rapid antigen di Klinik Kimia Farma di Bandara Internasional Minangkabau./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan anak usahanya PT Kimia Farma Apotek (KFA) mendapatkan komitmen investasi dari sovereign wealth fund China, Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority (INA) sebesar Rp1,86 triliun.

Nantinya, kedua lembaga perpanjangan tangan negara untuk investasi itu menjadi investor strategis dalam ights issue KAEF dan menyuntikan modal untuk Kimia Farma Apotek.

Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengemukakan masuknya investor dari China dalam entitas grup holding farmasi BUMN, akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma. Baik dari sisi ritel maupun layanan kesehatan hingga ke luar negeri.

“Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Perseroan yang lebih baik,” ungkapnya, dalam konferensi pers virtual, Minggu (13/11/2022).

Kemitraan transformatif ini sekaligus seiring dengan tujuan besar pemerintahan Joko Widodo yang berupaya untuk lebih mengembangkan industri healthcare serta membawanya menuju kualitas dan standar internasional. 

Kolaborasi para pihak ini dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA.

Dengan total investasi sekitar Rp1,86 triliun, nantinya pengelola dana investasi jumbo itu memiliki 40 persen saham KFA. Meski demikian, persentase kepemilikan final tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat transaksi dilakukan.

Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja, serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional.

Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KAEF pada tanggal 14 Oktober 2022 di Jakarta.

KAEF akan menggunakan dana dari aksii korporasi penambahan modal untuk peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.

Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai perusahaan.

Kimia Farma lanjutnya, saat ini memiliki 1.200 apotek melalui KFA dan 400 klinik, serta 80 unit laboratorium pengecekan darah di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper