Bisnis.com, JAKARTA – Demam piala dunia FIFA 2022 mulai menjangkiti investor aset kripto. Token-token yang berhubungan dengan turnamen sepakbola 4 tahunan sekali itu mulai diborong para investor.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan investor mulai beralih dan meminati token kripto yang berhubungan dengan Piala Dunia FIFA 2022 di tengah kondisi pasar yang lesu. Menurut Afid, sentimen positif sedang mendorong altcoin yang berhubungan dengan pesta sepak bola terbesar tersebut reli dan terlihat bullish.
"Menjelang Piala Dunia 2022, tampak terlihat investor mulai mengakumulasi altcoin yang berhubungan dengan event tersebut, seperti Fan Token dari negara-negara partisipan. Investor tampak beralih dari akumulasi BTC atau ETH, ke Fan Token untuk meraup keuntungan," jelas Afid dikutip dari keterangan resminya, Minggu (20/11/2022).
Data CoinMarketCap menunjukkan Fan Token empat negara peserta Piala Dunia 2022 teratas mengalami lonjakan hingga dua digit dalam sepekan terakhir. Beberapa di antaranya bahkan baru saja mencapai harga tertinggi atau all-time high (ATH).
Di urutan pertama adalah Brazil National Football Team Fan Token (BFT) yang naik 15,71 persen dalam seminggu terakhir mencapai US$1,02. Kemudian, Argentine Football Association Fan Token (ARG), naik 17,68 persen dan sukses mencapai ATH-nya dua pekan lalu di harga US$8,12.
Berikutnya adalah Portugal National Team Fan Token (POR) yang naik 29,53 persen ke harga US$5,84. Di urutan keempat adalah Spain National Fan Token (SNFT). Pada saat penulisan harganya naik 33,91 persen dalam tujuh hari terakhir menjadi US$0.5037.
Baca Juga
Selain Fan Token, Afid mengatakan kripto Chiliz (CHZ) kemungkinan akan bergerak bullish seiring dengan dampak dari Piala Dunia. Banyak Fan Token yang berada di blockchain Chiliz, sehingga CHZ diprediksi ikut reli bersama Fan Token dalam jaringannya.
Afid menjelaskan, minat investor terhadap Fan Token karena penggemar dapat terlibat dalam pengelolaan manajemen klub dan berbagai keputusan dan masa depan tim kesayangannya. Semakin banyak Fan Token yang dimiliki seorang penggemar, semakin besar pula pengaruhnya dan hal ini menunjukkan seberapa besar loyalitasnya.
Adapun, pasar kripto secara umum masih memasuki fase pemulihan pasca perilisan indeks harga produsen di AS.
"Laporan itu mengisyaratkan tekanan inflasi AS mereda, sehingga dipertemuan FOMC selanjutnya The Fed bisa mengerem kenaikan suku bunganya. Data tersebut sempat membuat investor kembali melakukan akumulasi dan menggerakan nilai Bitcoin diperdagangkan di atas US$ 16.700, naik lebih dari 2 persen," kata Afid.
Namun, tekanan dari kepanikan investor imbas FTX yang bangkrut masih terlalu besar. Investor khawatir akan ada platform lainnya yang bermasalah akibat efek domino dari krisis FTX.
Selain itu, situasi makroekonomi di Eropa juga tak kunjung stabil. Inflasi Inggris terus mengalami kenaikan menjadi 11,1 persen, atau tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Kemudian, inflasi Eropa menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 10,6 persen.
“Ada pula ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang kembali memanas," ungkap Afid.
Kekhawatiran terhadap kondisi global market kripto saat ini masih mencekam, hal tersebut terlihat dari Fear and Greed Index Bitcoin yang tetap berada di level 30, dengan kategori Extreme Fear.
Total kapitalisasi pasar kripto pun kembali turun sebesar 0,43 persen dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar kripto tercatat ditutup pada level US$834,667 miliar.