Bisnis.com, JAKARTA – PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) telah mengumumkan akan melakukan PHK kepada 1.300 karyawan. GOTO menjadi satu dari perusahaan teknologi lain yang mengencangkan ikat pinggang menjelang resesi.
Menilik dari hasil laporan keuangan perseroan, PHK karyawan GOTO adalah keniscayaan yang tidak terelak. Pasalnya pos gaji karyawan dua kali lipat dari total pendapatan emiten teknologi itu.
Dalam catatan itu disebutkan GOTO menghabiskan dana Rp7,41 triliun pada semester I/2022. Jumlah itu naik 103 persen yoy dari posisi Rp3,64 triliun. Adapun, Gojek dan Tokopedia hanya menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp3,39 triliun atau setara 45 persen dari total kebutuhan gaji karyawan.
Sebagai gambaran, pos gaji karyawan menempati urutan pertama pengeluaran. Kedua adalah beban penjualan Rp6,34 triliun dan ketiga beban umum Rp5,75 triliun.
Chief of Corporate Affairs Grup GOTO Nila Marita mengatakan situasi ekonomi global ke depan sangat menantang. Maka itu perusahaan berupaya fokus pada internal salah satunya dengan efisiensi.
“Perampingan organisasi adalah keputusan sulit yang diambil setelah melakukan serangkaian efisiensi dan penghematan lainnya. Kami pada akhirnya harus mengambil pilihan yang sangat berat ini,” katanya, Sabtu (19/11/2022).
Baca Juga
Menurutnya efisiensi perusahaan dilakukan karena tiga hal. Pertama, antisipasi situasi ekonomi tahun mendatang yang bakal makin berat. Kedua, efisiensi agar organisasi dapat bertumbuh secara sehat. Ketiga, mencapai kemandirian dalam finansial sehingga ketergantungan terhadap pendanaan investor bisa berkurang signifikan.
Selain PHK, lanjutnya, GOTO juga mengencangkan ikat pinggang sejak tahun lalu. Mulai dari mengurangi perjalanan dinas, memangkas biaya promosi dan marketing, tidak memperpanjang kontrak pekerja paruh waktu yang berakhir masa tugasnya, hingga menghentikan rekrutmen baru.
“Kami memberikan hak karyawan terdampak di atas ketentuan ketenagakerjaan, kami juga memberikan kompensasi tambahan 1 bulan gaji, serta menyiapkan paket non finansial dengan harapan dapat meringankan beban karyawan dalam melewati masa sulit ini. Antara lain menjadikan laptop sebagai hak milik karyawan, program konseling karir, keuangan dan psikologi selama 6 bulan ke depan serta menjembatani karyawan terdampak dengan industri yang membutuhkan talenta baru, terutama partner bisnis GOTO yang mencapai ratusan perusahaan,” kata Nila.
Tren perampingan organisasi memang marak terjadi belakangan. Bukan hanya startup yang melakukan perampingan, perusahaan-perusahaan teknologi raksasa global sekelas Amazon, MetaPlatform, Twitter hingga Apple.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan GOTO menginginkan efisiensi karena melihat adanya ketidakpastian pada perekonomian global. Mulai dari tingginya inflasi dan juga kenaikan tingkat suku bunga membuat GOTO dinilai memutuskan untuk beradaptasi.
Menurut Nico emiten teknologi yang masih mengandalakan pendanaan dari luar jelas akan terbebani dengan adanya kenaikan suku bunga lantaran. Emiten teknologi lantas perlu melakukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini.
Langkah pengurangan karyawan disebut memang merupakan upaya efisiensi dari perseroan dalam menghadapi ketidakpastian. Dari sisi perseroan, hal ini merupakan suatu sentimen positif dimana GOTO akan lebih lincah dalam bergerak.
"GOTO pun juga sudah mulai memilah dimana mereka akan fokus. Apalagi kan seperti yang kita ketahui GOTO baik Gojek, Tokopedia, GoTo Financial adalah salah satu kekuatan bisnis utama dari GOTO sehingga tentu ini akan menjadi lebih maksimal di masa mendatang," ujar Nico kepada Bisnis pada Jumat (18/11/2022).