Bisnis.com, JAKARTA - PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) merampungkan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak 100 juta saham senilai Rp325 miliar.
Sejumlah nama menjadi pemborong saham produsen bahan bangunan plastik tersebut, seperti PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM), milik Garibaldi 'Boy' Thohir, hingga PT Harimas Tunggal Perkasa (HTP).
Berdasarkan keterbukaan informasi, IMPC menerbitkan saham baru sebanyak 100 juta dengan nominal Rp10 per saham. Adapun private placement telah mendapatkan restu dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 15 Desember 2020.
"Tanggal penerbitan saham pada 14 November 2022, dan pencatatan saham pada 15 November 2022," papar manajemen dalam keterbukaan informasi.
Secara rinci, sebanyak 5 juta saham diambil oleh Goh Siauw Hong, 4 juta saham untuk Reksadana Manulife Institutional Equity Fund, 1 juta saham untuk DPLK Manulife BCA Balance Fund, 11 juta untuk Trimegah Sekuritas Indonesia, 917.400 untuk Asuransi Allianz Life Indonesia - Smartlink Rupiah Equity Fund, dan 78,08 juta untuk Harimas Tunggal Perkasa (HTP).
HTP merupakan pemegang saham utama dari IMPC. Alasan HTP turut serta dalam private placement adalah untuk mendukung IMPC yang membutuhkan dana untuk ekspansi usaha.
Baca Juga
"Hal ini dilakukan HTP untuk mengokohkan komitmennya sebagai pemegang saham utama serta merupakan perwujudan kepercayaan atas prospek masa depan perseroan," tulis manajemen IMPC.
Berdasarkan laporan keuangan IMPC membukukan pendapatan senilai Rp2 triliun, meningkat 28,1 persen dari posisi tahun lalu sebesar Rp1,6 Triliun. Laba IMPC bertumbuh sebanyak 30,3 persen dari Rp158 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp206 miliar.
IMPC berencana untuk menambah mesin pada pabrik baru yang akan berlokasi di KITB (Kawasan Industri Terpadu Batang), Jawa Tengah di tahap ketiga. Pabrik baru tersebut diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal IV tahun 2023.
Perseroan juga akan menambahkan kapasitas mesin Atap uPVC di Rungkut, Jawa Timur berkisar 25 persen sebelum akhir tahun 2022. Adapun Manajemen memutuskan hal ini atas dasar permintaan pasar.