Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham emiten industri distributor bahan bangunan PT Impack Pratama Industri mengalami penurunan hampir 7 persen atau nyaris kena Auto Reject Bawah (ARB) pada perdagangan Jumat (5/8/2022). Dengan pertumbuhan kinerja yang positif, analis merasa justru menjadi waktu yang tepat untuk beli.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia, harga saham IMPC pada pada penutupan Jumat mencapai 6,44 persen atau 260 poin ke Rp3.780. Namun, jika dilihat secara tahun berjalan (year to date/ytd), harga sahamnya sudah tumbuh 48,24 persen, dan dalam setahun tumbuh 121,70 persen.
Head Of Research PT Sucor Sekuritas Adrianus Bias Prasuryo mengatakan, dengan rasio laba yang dihasilkan meningkat dan cukup besar. Terlebih, Sucor Sekuritas memperkirakan pertumbuhan laba IMPC bisa mencapai 25 persen sepanjang tahun ini.
“Kami memberikan rekomendasi Buy dengan target harga di Rp4.200, masih cukup upside dari sekarang. Kalau ada koreksi pada sahamnya, kelihatannya ini kesempatan yang baik untuk investasi,” ungkapnya dalam webinar, Sabtu (6/8/2022).
Investment Consultant Indonesia Investment Education (IIE) Rita Efendy juga menambahkan bahwa saham IMPC merupakan saham yang cocok untuk investasi, dan bukan untuk trading.
“Untuk saham ini bisa buy and forget, dalam hal positif ya, dan tidak untuk trading. Karena saham ini sebetulnya banyakan naiknya turunnya jarang,” ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, sisi positif perusahaan juga terlihat dari pembagian dividen yang royal dengan rasio sekitar 50-60 persan dari laba.
Direksi Utama Impack Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, komitmen IMPC selama mencatatkan kinerja baik, dan cashflow baik, uangnya tidak akan diparkir di bank terlalu banyak.
“Kami selalu berbagi sehingga cashflow jangan terlalu banyak di company. Kalau kelebihan dan tidak dibutuhkan untuk capex untuk beberapa tahun ke depan, prinsip kami adalah bagikan kepada pemegang saham,” kata Handojo.
Untuk tahun buku 2021, IMPC membagikan dividen senilai Rp106,33 miliar atau setara dengan Rp22 per saham. Jumlah tersebut sekitar 50 persen dari total laba 2021 sebesar Rp210,03 miliar.