Bisnis.com, JAKARTA - Periode penguncian atau lock-up period saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan segera dibuka. Selain beberapa investor kakap, pemegang saham yang berasal dari mitra pengemudi GOTO juga tercatat terkena lock-up.
Dalam prospektusnya sebelumnya, manajemen GOTO menyatakan pada Desember 2021 GOTO bekerja sama dengan Salam Satu Aspal Ltd. (SSA), sebuah entitas independen untuk membeli dan mengelola saham untuk mitra pengemudi.
Manajemen mnenerangkan, kriteria kelayakan mitra pengemudi yang dapat menerima penghargaan tersebut akan diumumkan pada atau sekitar tanggal pencatatan.
"Namun, mengingat Salam Satu Aspal Ltd. akan tunduk pada ketentuan lock-up sebagaimana disyaratkan dalam POJK No. 22/2021, maka pencairan manfaat ekonomi dari saham kepada mitra pengemudi hanya dapat dilakukan oleh Salam Satu Aspal setelah periode lock-up berakhir," tulis manajemen dalam prospektus.
Sebagai informasi, SSA melakukan penawaran umum melalui pemberian sebanyak-banyaknya sebesar 919.543.700 saham seri A GOTO secara cuma-cuma dengan nilai nominal sebesar Rp1 per saham. Jumlah tersebut mewakili sebesar-besarnya 0,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor emiten setelah IPO dan ditawarkan khusus kepada sekitar 600.000 mitra pengemudi di Indonesia.
Pemberian saham oleh SSA akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan dan akan diselesaikan selambat-lambatnya pada kuartal IV/2023.
Baca Juga
Adapun saat ini, GOTO menyampaikan tengah menjajaki kemungkinan dilakukannya penawaran sekunder atau secondary offering di pasar negosiasi bersama dengan para pemegang saham pra-IPO GOTO.
Manajemen GOTO menyampaikan, penjajakan akan dilaksanakan setelah berakhirnya periode lock-up atas saham tersebut pada 30 November 2022, untuk memfasilitasi suatu penjualan yang terstruktur melalui pasar negosiasi.
GOTO tidak akan menerbitkan saham baru atau melakukan penjualan saham di dalam proses ini, sehingga tidak akan terjadi dilusi atas saham GOTO
Lebih lanjut, manajemen GOTO juga memastikan tidak akan mendapatkan penerimaan dana dari hasil penjualan tersebut.
"Setiap transaksi akan bergantung pada kondisi pasar dan makro ekonomi, maupun faktor-faktor lainnya, dan tidak ada jaminan yang diberikan bahwa transaksi tersebut akan dapat terlaksana," ujar manajemen.