Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Tembus Rp15.631, Menthobi Karyatama (MKTR) Tak Ambil Pusing

Menthobi Karyatama (MKTR) buka suara soal efek nilai tukar rupiah yang tembus Rp15.631 per dolar AS terhadap kinerja perusahaan.
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn

Bisnis.com, JAKARTA - PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) tidak ambil pusing dengan nilai tukar rupiah yang menyentuh Rp15.631 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini.

Direktur Keuangan Menthobi Karyatama Raya Wawan Sulistyawan mengatakan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jelas berdampak positif bagi kinerja perseroan. Hal ini lantaran penjualan Crude Palm Oil (CPO) MKTR mengikuti nilai tukar dolar AS, sedangkan pengeluaran tetap mengikuti nilai tukar rupiah sehingga meningkatnya dolar AS meningkatkan margin MKTR

Wawan menilai semakin menguatnya nilai tukar dolar AS, maka semakin baik bagi kinerja MKTR. Hal ini lantaran perseroan tidak memiliki utang dalam bentuk dolar AS. 

"Kecuali kita punya utang dolar itu risiko kita risiko keuangannya pasti akan naik," ujar Wawan dikutip Minggu (23/10/2022).

Selain itu, Wawan yakin bahwa pemerintah akan mengeluarkan stimulus demi menjaga nilai tukar rupiah. Atas hal tersebut Wawan menyebut perekonomian Indonesia akan relatif aman.

Pada perdagangan Jumat (21/10/2022), rupiah ditutup terkoreksi 60 pon atau 0,39 persen ke Rp15.631 per dolar AS meskipun Bank Indonesia telah mengambil langkah kenaikan suku bunga untuk melawan kenaikan suku bunga dari The Fed.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto mengatakan bahwa dengan suku bunga The Fed (FFR) masih akan terus naik, ditambah dengan berbagai ketidakpastian global, Mirae Asset Sekuritas merevisi targetnya untuk rupiah di hadapan dolar AS.

“Kami merevisi rupiah melawan dolar AS menjadi rata-rata Rp14.935 per dolar AS pada akhir tahun ini, dari sebelumnya di Rp14.585 per dolar AS,” tulisnya dalam riset, dikutip Sabtu (22/10/2022).

Rully menyebutkan, analis masih optimistis rupiah masih dapat terapresiasi dari posisinya saat ini, didorong oleh pertumbuhan PDB yang kuat dan neraca fiskal dan eksternal yang solid.

“Kami juga meyakini bahwa Bank Indonesia akan terus mengambil langkah pertahanan yang akan membawa rupiah ke posisi fundamentalnya dengan menaikkan suku bunga sampai dengan 5 persen pada akhir tahun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper