Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Loyo Dihantam Dolar AS, Emiten Komoditas Bisa Panen Untung

Emiten-emiten dengan porsi pemasukan besar dari aktivitas ekspor akan diuntungkan oleh melemahnya rupiah, di antaranya emiten berbasis komoditas.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah, terimbas sentimen kebijakan suku bunga The Fed yang diperkirakan tetap agresif di pengujung tahun. Kondisi ini diyakini menguntungkan sejumlah emiten.

Mengutip data Bloomberg, hari ini mayoritas mata uang di Asia melemah di hadapan dolar AS dengan rupiah melemah 61 poin atau 0,40 persen ke Rp15.488 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi meski indeks dolar AS juga melemah 0,30 persen ke 112,96.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan emiten-emiten dengan kebutuhan bahan baku impor yang besar akan tertekan di tengah pelemahan rupiah, terutama emiten sektor farmasi dengan ketergantungan impor bahan baku yang mencapai 90 persen. Sementara itu, emiten-emiten berorientasi ekspor akan diuntungkan dengan situasi ini.

“Tantangannya adalah bagaimana stabilitas mata uang untuk tetap berada di level toleransinya terjaga. kami yakin bahwa Bank Indonesia sudah memiliki level tersebut, sehingga intervensi akan diberikan sesuai dengan ukurannya,” kata Nico, Senin (17/10/2022).

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan emiten berbasis komoditas ekspor seperti minyak sawit dan batu bara berpotensi menerima tambahan keuntungan dari pelemahan rupiah. Namun, terdapat tantangan dari harga komoditas yang tidak stabil.

“Ini hal yang perlu terus diperhatikan karena posisi saat ini rata-rata masih tinggi. Namun cepat atau lambat akan kembali ke level normalnya,” kata Pandhu.

Senada, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan emiten-emiten dengan porsi pemasukan besar dari aktivitas ekspor akan diuntungkan oleh melemahnya rupiah, di antaranya emiten berbasis komoditas. Namun kondisi ini justru menjadi bumerang bagi emiten dengan bahan baku impor dan utang dalam dolar AS yang besar karena bisa menggerus laba.

Di kalangan emiten konsumer, Research Analyst MNC Sekuritas Raka Junico mengatakan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) akan menjadi satu dari sejumlah emiten yang terimbas pelemahan rupiah. Produsen mi instan Indomie itu tercatat memiliki utang obligasi senilai Rp40,54 triliun per 30 Juni 2022.

“Sementara di ritel ada MAPI yang juga melakukan impor untuk sebagian produknya,” kata Raka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper