Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin terkoreksi ke level terendah dalam sepekan terakhir seiring dengan sikap investor yang menanti rilis data inflasi AS pada Kamis mendatang.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, Selasa (11/10/2022), nilai Bitcoin berada di harga US$19.064 atau turun 2,02 persen dalam 24 jam terakhir. Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama. Nilai Ethereum (ETH) ikut turun 3,47 persen ke US$1.278 sehari terakhir, sementara Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan XRP melemah lebih dari 4 persen.
“Hari ini tampaknya ada beberapa kegelisahan dan kecemasan di semua pasar mendekati rilis inflasi Kamis ini,” jelas Riyad Carey, Analis di Kaiko dikutip dari CNBC, Selasa (11/10/2022).
Ia menjelaskan, pergerakan harga Bitcoin berkaitan erat dengan ekuitas dan pelemahan diprediksi masih akan berlanjut. Menurutnya, saat ini belum banyak katalis khusus kripto dalam beberapa pekan terakhir.
“Saya juga memperkirakan volatilitas yang signifikan pada hari Kamis, dengan pergerakan naik atau turun tergantung pada angka inflasi,” katanya.
Pada hari Kamis (13/10/2022), Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) September. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan indeks harga konsumen utama menunjukkan kenaikan bulanan 0,3 persen dan kenaikan tahunan 8,1 persen.
Baca Juga
Investor akan memantau rilis ini dengan cermat untuk melihat langkah The Fed selanjutnya dalam upayanya untuk menurunkan inflasi.
“Kami percaya ada narasi yang membangun bahwa bank sentral mulai membuat kesalahan kebijakan,” James Butterfill, Kepala Riset CoinShares.
Ia melanjutkan, beberapa kliennya juga telah menyatakan bahwa mereka tidak ingin membeli Bitcoin sekarang. Tetapi, setelah adanya respon kebijakan dari The Fed, investor akan menambah posisinya.
“Data utama yang harus diwaspadai minggu ini adalah data inflasi dan dan risalah FOMC, indikasi kebijakan dovish kemungkinan akan mendukung aset kripto,” lanjutnya.