Bisnis.com, JAKARTA – Pesatnya perkembangan aset kripto menyisakan sejumlah adaptasi signifikan yang terutama perlu dilakukan oleh regulator terutama dalam pengembangan aset kripto berbasis rupiah hingga pengembangan developer web3 tak hanya sekadar trading.
Co-Founder & CEO IDRX Nathanael Christian menyampaikan terkait potensi stablecoin di Indonesia dan visi ke depan IDRX. Dia sangat berharap ketergantungan negara kita terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dapat menurun.
"Lebih dari 99% investor kripto menggunakan dolar AS backed by stablecoin. Ini secara tidak sadar kita menaruh uang rupiah kita di US Treasury di AS, sama saja uang rupiah kita keluar dari negara Indonesia," jelasnya, dikutip Minggu (24/8/2025).
Menurutnya, regulator dan pelaku usaha harus segera menyikapi hal ini demi memformulasikan dan mulai menggunakan mata uang rupiah untuk setiap aktivitas kripto di Indonesia.
"Harapannya bukan soal kegunaan rupiah tapi soal kedaulatan rupiah yang tidak boleh tergantikan oleh mata uang lainnya,” terangnya.
Di samping itu, Web3 Developer, Febi Mettasari, yang baru-baru ini memenangkan kompetisi hackathon dalam ajang Sui Overflow 2025 menilai pengembangan komunitas dan developer Web3 menjadi krusial jika Indonesia ingin menjadi pemain global.
Baca Juga
“Komunitas itu powerful dan menjadi wadah yang membantu user untuk bisa mengenal kripto dan Web3. Namun memang yang paling laku adalah trading community karena masih fokus pada use case trading. Padahal banyak komunitas di luar trading seperti developer dan builders community yang semakin berkembang di Indonesia," katanya.
Dia berharap keduanya bisa seimbang agar masyarakat Indonesia bukan hanya tahu tentang trading kripto saja, tapi bisa memahami penggunaan blockchain untuk hal lainnya. Bagi developer juga butuh dukungan regulasi agar Indonesia tidak ketinggalan dalam kompetisi adopsi Web3 secara global.
Adapun, CMO Pintu Timothius Martin menerangkan posisi Indonesia di peta kripto global dari sisi regulasi sangat maju dan bahkan bisa menjadi yang terbaik di Asia dan berpotensi jadi role model di global.
"Adanya bursa kripto CFX, lembaga kustodian dan kliring meningkatkan keamanan bagi pengguna kripto Indonesia,” terangnya.
Di tengah peta adopsi kripto global dan kondisi pasar kripto Indonesia yang kondusif, Pintu juga mencatat performa positif. Di antaranya, aplikasi Pintu per Juli 2025 telah diunduh lebih dari 10 juta kali. Bahkan Monthly Trade User (MTU) di bulan yang sama mencatatkan periode tertinggi sejak 2021.
Produk Pintu Futures untuk perdagangan derivatif kripto juga menembus rekor tertinggi dengan naik secara bulanan lebih dari 170%.
Secara rutin, komunitas kripto di Indonesia juga membuat ajang berkumpulnya para pemangku kepentingan hingga investor kripto dalam agenda Coinfest Asia 2025.
Pada gelaran Coinfest Asia kali ini, Pintu menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan di antaranya, menampilkan Crypto Museum pertama di Indonesia bertemakan cyberpunk yang menceritakan sejarah dan perjalanan industri kripto, lalu Pintu Futures Live Trading Competition berhadiah total US$5.000. Acara ditutup dengan event utama, Pintu x AWS: Satoshi Sunset Party yang disponsori oleh Amazon Web Services (AWS).
Di samping itu, para pengunjung yang hadir disuguhi berbagai aktivasi menarik dan interaktif seperti boxing arcade, seni digital, hingga musik.
“Semoga investor dan trader kripto di Indonesia bisa lebih bijaksana, tidak terbawa FOMO proyek cuan cepat. Kami justru senang dengan adopsi kripto di Indonesia saat ini, tinggal diperbanyak sosok developer dan builder yang memperkaya ekosistem kripto dan kami mendukung penuh pengembangan Web3 di Indonesia untuk memperluas use case kripto lebih dari sekadar trading dan investasi," terangnya.