Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Bisnis Hotel dan Apartemen, BSDE, CTRA, dan PWON, Simak

Segmen perhotelan dan apartemen dari emiten properti seperti CTRA, BSDE, dan PWON diprediksi melejit.
Proyek apartemen The Newton 2. /Dok. www.newton2-ciputra.com
Proyek apartemen The Newton 2. /Dok. www.newton2-ciputra.com

Bisnis.com, JAKARTA - Segmen perhotelan dan apartemen dari emiten properti seperti CTRA, BSDE, dan PWON diprediksi melejit seiring dengan dibukanya pembatasan sosial dan perjalanan jelang liburan akhir tahun.

Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan perkiraan pemulihan segmen perhotelan dan apartemen tercermin dari data kunjungan wisatawan asing yang kian meningkat. Jono menyebut terdapat 510 ribu kunjungan wisatawan asing pada bulan Agustus.

“Bisnis hotel dan apartemen diperkirakan akan pulih seiring dengan dibukanya pembatasan sosial dan perjalanan baik turis domestik maupun asing, terutama menjelang liburan akhir tahun,” ujar Jono kepada Bisnis pada Rabu (5/10/2022).

Menurut Jono, saham PWON layak untuk dicermati lantaran memiliki eksposur risiko yang lebih rendah terhadap kemungkinan adanya kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan perlambatan perekonomian global. Hal ini lantaran PWON disebut memiliki neraca perdagangan yang kuat dan profitabilitas yang unggul.

PWON memiliki sekitar 2.116 kamar hotel di kawasan Jakarta dan Surabaya yang merupakan kota tier-1. Selain itu, PWON juga memiliki area sewa atau Net Leasable Area (NLA) terbesar untuk ruang komersial seperti mall dan sewa kantor di Indonesia.

Jono merekomendasikan buy pada saham PWON dengan target harga Rp600.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan adanya kenaikan harga komoditas seperti batu bara berdampak positif bagi sektor properti. Wawan menyebut adanya korelasi antara kinerja baik sektor komoditas dengan peningkatan penjualan properti.

Kemudian Wawan menilai bisnis properti seperti apartemen mendapat tantangan secara demografi. Hal ini lantaran generasi muda seperti generasi milenial dan generasi z memiliki daya beli yang cenderung lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.

"Jadi ini yang menyebabkan ada tantangan juga dari sisi demografi tadi itu penjualan properti bisa menurun," ujar Wawan kepada Bisnis pada Selasa (4/10/2022).

Wawan menyebut hal tersebut sudah terjadi di beberapa negara maju. Indonesia disebut berpotensi mengarah ke katalis tersebut lantaran rata-rata generasi z baru bekerja sekitar 3 sampai 5 tahun terakhir.

Wawan merekomendasikan saham BSDE dan CTRA untuk jangka panjang dengan target harga masing-masing 950 dan 1.050. Namun, Wawan menyarankan rekomendasi tersebut sebagai diversifikasi lantaran sektor properti relatif murah dibanding sektor lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper