Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dalam waktu dekat akan segera menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Obligasi Negara Ritel atau ORI seri ORI022.
Economic Research Analyst PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Nasrudin mengungkapkan, penyerapan SBN ORI022 akan tetap tinggi dan menarik minat investor ritel untuk membeli.
“Apalagi kalau kita lihat jumlah investor di pasar modal terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (21/9/2022).
Ahmad membeberkan sejumlah data, seperti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menyatakan jumlah investor pasar modal telah mencapai 9,5 juta investor pada Agustus 2022 atau bertambah 2,1 juta investor dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
Kepemilikan investor ritel di surat surat utang pemerintah juga menunjukkan peningkatan pesat. Di pasar sekunder, kepemilikan mereka telah mencapai Rp295,40 triliun atau meningkat Rp133,96 triliun dibandingkan dengan Rp161,44 triliun pada awal tahun 2022, berdasarkan data terbaru Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan.
“Mengamati data tersebut, saya melihat potensi penyerapan ORI022 tetap tinggi. Platform fintech menjadi salah satu kunci untuk mendorong investor ritel berinvestasi ke pasar surat utang pemerintah,” imbuh Ahmad.
Baca Juga
Selain memperluas saluran distribusi, platform tersebut diyakini akan memudahkan investor ritel untuk membeli SBN. Menurut Ahmad, investor ritel tertarik membeli SBN ritel karena lebih aman, selain itu kupon yang ditawarkan juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan deposito bank.
Dia meyakini, kupon ORI022 seharusnya lebih tinggi dengan mempertimbangkan kenaikan suku bunga Bank Indonesia baru-baru ini. Seiring dengan tren kenaikan suku bunga ke depan, kupon juga akan bergerak mengikuti yield yang meningkat, sehingga berpotensi mengerek minat investor.
Meski dalam beberapa penerbitan terakhir kupon cenderung menurun, namun itu disebabkan oleh pelonggaran kebijakan moneter sebagai upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, pemerintah merilis ORI021 dengan menawarkan kupon 4,9 persen pada Februari 2022, ketika Bank Indonesia belum mengetatkan kebijakan moneter secara resmi baik melalui kenaikan giro wajib minimum (GWM) dan suku bunga acuan.
Ahmad menilai kenaikan GWM dan suku bunga akhir-akhir ini menjadi alasan pemerintah akan menawarkan kupon yang lebih tinggi untuk menarik minat.
“Kalau melihat tren yield surat utang pada tenor yang sama, ORI selalu menawarkan kupon yang sedikit lebih tinggi dibandingkan yield pada saat tanggal penerbitan, sehingga saya melihat ORI022 seharusnya juga akan ditawarkan pada kupon di atas 6,2 persen,” tutupnya.
Adapun kupon yang lebih tinggi menjadi katalis utama yang meningkatkan minat dan permintaan investor terhadap SBN seri ORI022 ini.
Senada, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ezra Nazula Ridha menyatakan, potensi penyerapan dan daya tarik SBN ORI022 akan tergantung dengan kupon yang ditawarkan dan selisih dengan bunga deposito perbankan.
“Selama selisih masih lebar maka potensi penyerapan akan dapat tinggi seperti SR017 sebelumnya, karena dana masyarakat masih mencari produk yang dapat memberikan imbal hasil menarik di atas tingkat deposito perbankan,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (21/9/2022).
Terpisah, Analis Obligasi Samuel Sekuritas Indonesia, Fikri C. Permana menjelaskan, potensi SBN seri ORI022 juga masih cukup besar, kemungkinan bisa mencapai nilai Rp20 triliun.
“Apalagi hasil terakhir dari SR017 yang mencapai penjualan obligasi ritel tertinggi sepanjang sejarah, Rp6.97 triliun, begitupun obligasi ritel lainnya yang memiliki penjualan sangat baik,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (21/9/2022).
Daya tarik lainnya dari SBN ORI022 yaitu tendensi risk-on pelaku pasar, seiring dengan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) BI7DRRR.
Fikri melihat investor khususnya individu akan relatif menghindari risiko dengan memilih instrumen risiko lebih rendah, salah satunya obligasi ritel seperti ORI.
Selain itu, dari sisi return, yield maupun return ORI022 lebih menarik untuk tenor yang sama dibandingkan dengan instrumen risiko sejenis, misalnya deposito.
SBN ORI022 juga dinilai menarik dari sisi tarif pajak yang hanya sebesar 10 persen, sehingga menambah real return dibandingkan instrumen sejenis seperti deposito dengan pajak return mencapai 20 persen.
“Kemudian, adanya literasi finansial masyarakat dan makin mudahnya obligasi ritel untuk dijangkau dapat meningkatkan appetite investor dalam negeri terhadap ORI022,” tutup Fikri.
Sebagai informasi, SBN ORI022 dijadwalkan akan terbit pada 26 September hingga 20 Oktober 2022 yang dapat dibeli secara daring melalui mitra distribusi. Pemerintah menetapkan target pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 dari penerbitan SBN ritel tahun ini mencapai Rp100 triliun.