Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sektor unggas mendapat penilaian netral oleh broker Mirae Asset Sekuritas, dengan pertimbangan profil risk-reward yang seimbang dan kurangnya katalis positif ke depan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma Emma Almira Fauni mengatakan, segmen feed untuk unggas akan melihat tekanan margin lebih lanjut pada semester II/2022, melanjutkan pelemahan sejak 2021 karena kenaikan harga komoditas.
“Kami memperkirakan kenaikan harga komoditas dan biaya logistik akan membebani kinerja keuangan lebih lanjut di semester II/2022. Dengan demikian, kami berharap investor memiliki pendekatan yang lebih konservatif,” ujar Emma dalam riset, dikutip Sabtu (10/9/2022).
Memasuki paruh kedua tahun ini, risiko terhadap segmen pakan ternak mendapat sentimen dari sejumlah aspek, seperti kenaikan harga jagung domestik, harga soybean meal yang tetap tinggi, serta kenaikan harga BBM hingga lebih dari 30 persen yang membebani biaya logistik.
Sebagai informasi, harga ayam broiler sempat melemah pada Agustus 2022 menjadi Rp17.900 per kilogram, turun 1,3 persen secara tahunan setelah menguat dua bulan berturut-turut.
Memasuki September 2022, rata-rata harga broiler month-to-date (mtd) menguat 3,5 persen menjadi Rp18.500 per kilogram.
“Kami memperkirakan harga akan tetap solid dalam waktu dekat, karena kami berpikir bahwa petani secara bertahap memperlambat produksi mereka untuk memitigasi adanya goncangan harga broiler selama harga bahan baku tinggi,” imbuh Emma.
Sebagai informasi, harga jagung domestik secara bertahap naik menjadi Rp4.600 per kilogram, melonjak 15 persen dari harga Juni 2022 yang memberi tekanan pada bahan baku pakan lebih lanjut.
Emma melanjutkan, meski saat ini prospeknya belum cerah, normalisasi harga komoditas pada 2023 seharusnya memberikan nada yang lebih positif nantinya.
Mirae merekomendasikan saham unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dengan target harga Rp2.000, sementara itu saham PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) direkomendasikan jual atau lepas dengan target harga saham senilai Rp280.
Baik JPFA maupun MAIN masih dalam tren koreksi sepanjang tahun, masing-masing turun 15,36 persen dan 10,29 persen secara year-to-date (ytd).
Adapun emiten unggas yang mendapat rekomendasi hold dari Mirae yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) dengan target harga Rp6.100 untuk CPIN dan Rp130 untuk WMUU.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.