Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah siap menambah kuota penjualan untuk sukuk ritel (SR) seri SR017 seiring dengan minat investor yang tinggi.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Senin (29/8/2022) sekitar pukul 15.40 WIB, total penjualan SR017 telah menyentuh Rp11,29 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp8,7 triliun dari target Rp20 triliun.
Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan , pemerintah akan mempertimbangkan untuk melakukan penambahan kuota penjualan secara terukur. Hal ini tidak hanya berlaku atas seri SR017, tetapi juga atas rencana penerbitan SBN ritel di sisa tahun 2022.
"Penambahan ini dilakukan dengan tetap menjaga biaya dan risiko utang dalam level yang terkendali,"jelasnya saat dihubungi, Senin (29/8/2022).
Ia menjelaskan, penambahan ini dilakukan untuk mengakomodasi minat investor, dan upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan pasar SBN domestik. Selain itu, upaya ini juga diharapkan menciptakan kemandirian pembiayaan dari sumber dalam negeri.
Luky menambahkan, minat investor terhadap SR017 diperkirakan masih tinggi sepanjang masa penawaran. Hal ini seiring dengan meningkatnya literasi keuangan, ketersediaan likuiditas serta kebutuhan investasi yang aman dan menguntungkan.
Baca Juga
Adapun, masa penawaran SR017 dibuka sejak 19 Agustus 2022 lalu dan akan rampung pada 21 September 2022 mendatang.
SR017 memiliki tenor 3 tahun dan akan jatuh tempo pada 10 September 2025. Instrumen ini juga dapat diperdagangkan atau tradeable setelah minimum holding period selama 3 bulan berakhir.
Kupon SR017 memiliki sifat tetap atau fixed rate. Dengan demikian, investor akan menerima imbal hasil yang sama sepanjang memegang instrumen ini.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan respon masyarakat terhadap SR017 akan positif. Menurutnya, prospek positif ini seiring dengan animo investor ritel yang sedang tinggi terhadap produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel.
“Sepanjang tahun ini respon investor ritel terhadap instrumen ini masih sangat baik, terbukti dari jumlah penjualannya yang diatas target,” katanya.
Selain itu, prospek SR017 juga ditopang oleh pajak bunga obligasi yang lebih rendah dibandingkan deposito. Hal tersebut akan menjadi pemanis tambahan untuk menarik lebih banyak investor ke instrumen ini.