Bisnis.com, JAKARTA - Emiten laboratorium klinis, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) bersama induk usahanya PT Prodia Utama mendirikan anak usaha baru dengan total modal dasar senilai Rp1 triliun.
Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Muliaty menjelaskan pendirian anak usaha baru ini dilaksanakan pada 22 Agustus 2022.
"Perseroan bersama PT Prodia Utama [pemegang saham pengendali PRDA] telah mendirikan anak perusahaan baru berbadan hukum dengan nama PT Prodia Digital Indonesia," jelasnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (25/8/2022).
Prodia Digital Indonesia (PRDI)memiliki tujuan bergerak di bidang aktivitas jasa informasi. PRDI didirikan dengan modal dasar senilai Rp1 triliun yang terdiri atas 1 juta lembar saham.
Dari target modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar 30 persen atau 300.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp300 miliar.
PRDA memegang kepemilikan 99 persen dari modal ditempatkan dan disetor di PRDI dengan saham sebanyak 297.000 lembar setara nilai nominal Rp297 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, Prodia Utama yang merupakan induk PRDA dengan memegang 57 persen saham PRDA menjadi minoritas. Induk usaha ini menyetorkan 3.000 lembar saham setara Rp3 miliar yang mewakili 1 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor di PRDI.
Dalam beberapa waktu terakhir, PRDA tengah fokus pengembangan layanan berbasis digital Prodia yang dirancang dengan memperhatikan customer journey dan patient-centric model. Selain itu, Prodia juga selalu meningkatkan layanan Prodia Mobile Apps dan layanan hasil pemeriksaan daring (HPSL Online) sambil terus memberikan edukasi dan informasi melalui website dan berbagai media sosial.
Terkait data pasien, Prodia juga mengembangkan data health record bagi pelanggan Prodia.
“Kondisi pandemi turut mendukung terjadinya percepatan transformasi digital, hal ini mendorong Prodia untuk melakukan investasi secara signifikan dalam mengembangkan sistem teknologi informasi yang andal, optimalisasi penggunaan sistem teknologi, juga pemanfaatan big data, serta memperkuat sistem keamanan,” tutur Indriyanti Rafi Sukmawati, Direktur Business Marketing Prodia Widyahusada beberapa waktu lalu.
Pemanfaatan digitalisasi turut membantu meraih pelanggan yang lebih luas dan mendukung performa bisnis secara keseluruhan. Tahun ini, PRDA menargetkan kontribusi revenue dari layanan digital dan Home Service sebesar 16 persen sampai 18 persen.
Salah satu produk digital Prodia yang utama adalah Prodia Mobile, sebuah aplikasi yang memungkinkan masyarakat mendaftar, memilih jenis pemeriksaan, menentukan tanggal dan lokasi pemeriksaan, serta melakukan pembayaran online.
Di tahun 2021, jumlah pengunduh aplikasi Prodia Mobile Apps meningkat sebanyak 304,6 persen. Permintaan layanan home service pun naik sekitar 150 persen di tahun 2021.
Pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile juga mengalami kenaikan yang signifikan, sekitar 900 persen, menjadi 138.504 di tahun 2021.