Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah, Pasar Fokus Komentar The Fed

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 10,00 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.848,00 per dolar AS.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (24/8/2022). Beriringan dengan itu beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut melemah pada hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 10,00 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.848,00 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,0120 poin atau 0,01 persen ke posisi 108,6360.

Selain rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut terpantau melemah pada pukul 15.15 WIB., diantaranya yuan China melemah 0,43 persen, dolar Taiwan melemah 0,24 persen, baht Thailand turun 0,18 persen, dan dolar Singapura turun 0,12 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, mata uang won Korea Selatan terpantau menguat 0,24 persen, yen Jepang naik 0,23 persen, rupee India naik 0,12 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,05 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya karena data ekonomi yang lemah akibat China mengalami kekeringan dan kekurangan listrik serta saat ini fokus beralih pada komentar The Fed tentang laju kenaikan suku bunga tahun ini.

“Krisis listrik terjadi pada saat ekonomi China sudah terhuyung-huyung dari penutupan terkait Coid-19. Hambatan lebih lanjut ke sektor industri, yang sudah berada di wilayah kontraksi, dapat menghambat pemulihan,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (24/8/2022).

Selanjutnya Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bank sentral akan terus mengetatkan kebijakan sampai inflasi jelas terkendali.

Fokus sekarang adalah pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole Symposium pada hari Jumat, yang diharapkan memberikan lebih banyak isyarat tentang kebijakan moneter.

Ibrahim mengatakan pedagang mengharapkan Ketua untuk mempertahankan sikap hawkish-nya, yang akan menandai kenaikan suku bunga yang lebih tajam tahun ini.

Sementara itu di dalam negeri, terdapat sentimen datang dari keputusan Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RGD) Agustus 2022 dan dianggap sebagai langkah yang tepat.

“Ini merupakan pilihan yang tepat ketimbang BI menunggu inflasi naik dulu baru menaikkan bunga (behind the curve),” ungkapnya.

Dia mengatakan bila terlambat (behind the curve) maka bunga harus dinaikkan secara tajam untuk mengejar ketertinggalan. Dan Ini akan membuat dampaknya pada ekonomi lebih berat.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan perdagangan besok, Kamis (25/8/2022) mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.830 - Rp14.890.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper