Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdeka Copper (MDKA) Suntik Rp2,97 Triliun ke JV Tsingshan Group, Buat Apa?

MTI beroperasi di Morowali, Sulawesi Tengah dan merupakan hasil dari perusahaan joint venture dengan Eternal Tsingshan Group Ltd. 
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengucurkan dana pinjaman kepada anak usahanya, PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) senilai US$200 juta.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), MDKA memberi dana pembiayaan berdasarkan perjanjian sebanyak-banyaknya US$200 juta atau sekitar Rp2,97 triliun (kurs rupiah hari ini Rp14.863).

“Transaksi merupakan transaksi material, di mana nilai dari transaksi melebihi 20 persen namun kurang dari 50 persen dari ekuitas perseroan yang dihitung berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan,” tulis manajemen MDKA, dikutip Jumat (19/8/2022).

MTI merupakan perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki MDKA secara tidak langsung sebesar 79,99 persen. MTI beroperasi di Morowali, Sulawesi Tengah dan merupakan hasil dari perusahaan joint venture dengan Eternal Tsingshan Group Ltd. 

Adapun tujuan transaksi tersebut akan digunakan untuk pembayaran kembali utang MTI kepada pihak lain dan/atau kepada MDKA, belanja modal, biaya konstruksi, dan operasionalnya.

Lebih lanjut manajemen MDKA menyatakan, transaksi telah dilaksanakan dengan nilai yang wajar sesuai dengan syarat dan ketentuan, agar MTI dapat menjalankan kegiatan usaha dengan lebih optimal dan memberikan dampak positif kepada MDKA.

Sebagai informasi, MTI menjalankan usaha dalam bidang industri kimia dasar anorganik, industri besi dan baja dasar (iron and steel making), industri pembuatan logam dasar mulia, industri pembuatan logam dasar bukan besi, dan penyelenggaraan telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper