Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang milik Grup Rajawali, PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan pada semester I/2022 baik dari sisi pendapatan lebih dari 160 persen, dan laba perseroan lebih dari 328 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2022, emiten berkode saham SMMT tersebut mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 162,44 persen, dari Rp180,88 miliar pada semester I/2021 menjadi Rp474,69 miliar di semester I/2022.
Emiten tambang, SMMT tercatat melakukan penjualan domestik kepada pihak ketiga sebesar 10 persen atau lebih semester ini di tiga perusahaan yaitu PT Artha Daya Coalindo, PT Etika Realtindo, PT Tiga Daya Energi.
Penjualan di PT Artha Daya Coalindo tercatat meningkat dari Rp65,64 miliar di kuartal II/2021 menjadi Rp102,24 miliar pada enam bulan pertama 2022.
Sementara untuk PT Etika Realtindo, PT Tiga Daya Energi yang sebelumnya belum terjadi transaksi, semester ini perseroan melakukan penjualan masing-masing sebesar Rp61,47 miliar, dan Rp48,92 miliar.
Adapun nilai penjualan kurang dari 10 persen juga turut mengalami kenaikan signifikan dari Rp83,14 miliar pada semester pertama 2021 menjadi Rp162,06 miliar di semester pertama tahun ini.
Baca Juga
Melalui penjualan tersebut, SMMT melaporkan kenaikan laba bruto menjadi Rp183,76 miliar di semester I/2022, sedangkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp41,13 miliar.
Selain itu, pertumbuhan juga terjadi pada pos bagian laba bersih entitas asosiasi menjadi Rp90,92 miliar di kuartal kedua tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak Rp29,13 miliar.
Dengan demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berhasil tumbuh sebesar 328,77 persen menjadi Rp189,00 miliar pada semester I/2022, dibandingkan dengan Rp44,08 miliar pada semester I/2021.
Sementara itu, total aset SMMT dilaporkan turut mengalami kenaikan di semester I/2022 dibandingkan dengan tutup buku 2021 menjadi Rp1,24 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,05 triliun.
Total ekuitas juga turut meningkat dari Rp817,85 miliar per akhir 31 Desember 2021 menjadi Rp1,02 miliar per 30 Juni 2022. Di sisi lain, total liabilitas SMMT justru menurun dari Rp233,79 miliar menjadi Rp216,32 miliar.
Selain mengalami pertumbuhan kinerja, saham SMMT sebelumnya beberapa kali terkena suspensi akibat lonjakan saham, dan pada pertengahan April lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (15/8/2022) pukul 10.15 WIB, saham SMMT tercatat meningkat 4,73 persen atau 40 poin ke level 885. Adapun kapitalisasi pasar SMMT sebesar Rp2,79 triliun.
Sepanjang tahun 2022, saham SMMT tercatat telah mengalami kenaikan sebesar 335,64 persen, walaupun dalam tiga bulan kebelakang mengalami penurunan sebesar 20,00 persen.