Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali suspensi saham emiten tambang batu bara milik Grup Rajawali, PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) mulai sesi I hari Rabu (13/4/2022).
Dalam pengumumannya, BEI menyampaikan suspensi atas perdagangan Saham PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) di pasar Reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 13 April 2022.
Selain itu, Bursa memasukkan SMMT ke daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus. Bursa menyebut SMMT memenuhi kriteria poin 10, yakni dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari 1 hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan
Sebelumnya, suspensi saham Golden Eagle Energy diberlakukan pada Rabu (23/3/2022). Artinya, sudah 3 pekan saham SMMT disetop Bursa.
Saat itu, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy dalam suratnya menyampaikan, sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SMMT, BEI memandang perlu untuk menghentikan sementara perdagangan sahamnya.
“Perdagangan saham SMMT dihentikan sementara di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan saham 23 Maret 2022 hingga pengumuman bursa lebih lanjut,” tulisnya dalam keterangan resmi.
Baca Juga
BEI mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan SMMT.
Berdasarkan data BEI, saham SMMT menguat ke level Rp1.075 pada penutupan perdagangan saham Selasa (22/3). Dengan level tersebut, harga saham SMMT telah melonjak 42,38 persen hanya dalam lima hari perdagangan.
Sementara itu, selama satu bulan terakhir, saham SMMT telah melesat 123,03 persen dan sepanjang tahun berjalan (year-to-date/Ytd) saham SMMT telah meroket 437,50 persen. Bahkan selama 1 tahun terkahir saham emiten milik Grup Rajawali ini melambung 886,24 persen.
Saham SMMT sebelumnya telah disuspensi BEI pada 10 Maret 2022 dan dibuka kembali gemboknya pada 11 Maret 2022. Lonjakan saham saat itu dipengaruhi oleh rumor SMMT yang mau diakuisisi oleh PT Indika Energy Tbk. (INDY).
Namun rumor pasar tersebut telah dibantah, baik oleh pihak INDY maupun SMMT. Sekretaris Perusahaan Golden Eagle Chrismasari Dewi Sudono dalam penjelasan resminya di BEI mengatakan, perseroan belum mengetahui adanya fakta material atau informasi yang dapat mengetahui nilai efek perseroan yang belum diungkapkan ke publik.