Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi dapat menyentuh kisaran 7.200 hingga akhir tahun ini. Meski demikian, volatilitas masih berpotensi terjadi sepanjang kuartal III/2022.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menuturkan, pergerakan IHSG cenderung fluktuatif sepanjang kuartal III/2022. Menurutnya, pasar akan dipengaruhi oleh sentimen kenaikan suku bunga The Fed dan konflik geopolitik Rusia–Ukraina yang belum berakhir.
Ia memaparkan, IHSG akan sulit menembus kisaran 7.000 pada periode tersebut. Hal ini seiring dengan aksi profit taking yang dilakukan investor saat IHSG mengalami reli yang cukup besar.
“Pada kuartal III/2022 akan sulit ke 7.000 karena kenaikan ke level tersebut akan dimanfaatkan untuk menjual atau profit taking. Jadi, pasti akan turun lagi ke 6.800–6.900,” katanya saat dihubungi Bisnis pekan ini.
Hans melanjutkan, pergerakan IHSG akan mulai membaik memasuki kuartal IV/2022, terutama setelah September 2022. Ia mengatakan, pada periode tersebut, The Fed diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.
Namun, pasar juga akan memperhatikan laju inflasi AS dan Eropa pada waktu yang sama. Jika laju inflasi berhasil ditekan, maka pasar saham, termasuk di Indonesia akan mengalami rebound yang cukup besar.
Baca Juga
Ia menambahkan, rebound pada IHSG tidak akak sebesar kenaikan yang terjadi pada bursa AS. Hal tersebut karena indeks pasar di Wall Street sejauh ini sudah turun sekitar 20 persen dari level tertingginya.
“Sementara, pasar kita saat ini masih positif secara tahun berjalan. IHSG di akhir tahun sepertinya akan bergerak ke posisi 7.100–7.200,” pungkasnya.