Bisnis.com, JAKARTA - Analis memperkirakan dampak Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Juli 2021 terhadap pasar modal akan terbatas.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan, sejauh ini pihaknya melihat BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunganya. Keyakinan Bank Indonesia akan fundamental perekonomian Indonesia, membuat Bank Indonesia memilih stabilitas pemulihan ekonomi nasional.
"Namun, tentu ada harga yang harus dibayar oleh Bank Indonesia terkait hal tersebut sebab jarak antara tingkat suku bunga The Fed dan Bank Indonesia kian mengecil, sehingga tentu saja akan membuat capital outflow semakin besar, dan rupiah kian melemah, meskipun kalau kita perhatikan ada intervensi dari Bank Indonesia," tutur Desy, Selasa (19/7/2022).
Desy melanjutkan, sejauh ini pihaknya yakin, pelaku pasar dan investor sudah dapat memprediksi ke mana arah dari tingkat suku bunga. Sehingga dia menilai, dampaknya akan terbatas kepada pasar modal seperti saham atau IHSG.
"Kami pun menaruh harapan kepada Bank Indonesia untuk tetap berhati-hati dalam menjaga stabilitas dan volatilitas yang terjadi di pasar," ucap dia.
Adapun, menurutnya investor tidak perlu melakukan apa-apa seiring dengan pengumuman hasil RDG BI, karena sejauh ini BI juga masih akan menahan tingkat suku bunganya.
"Sehingga seperti yang sudah kami sampaikan, karena dampaknya terbatas, tentu tidak akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan pasar," tuturnya.
Justru, lanjutnya, yang memberikan pengaruh lebih besar adalah pertemuan Bank Sentral Eropa yang menjadi perhatian karena inflasi yang tinggi, dan Bank Sentral Eropa tentu dituntut untuk melakukan sesuatu. Begitu juga juga dengan pertemuan Bank Sentral Jepang, meskipun memberikan dampak minim terhadap pasar.