Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Barito milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:4. Analis menilai aksi korporasi ini bakal direspon pasar dengan baik.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat, aksi stock split ini merupakan stock split kedua yang dilakukan emiten berkode saham TPIA ini.
"Jika melihat historikal, responnya baik ya dari pasar setelah dilakukan stock split," ujar dia, Senin (18/7/2022).
Dengan data historis tersebut, Cheril menyarankan investor untuk beli (buy) saham TPIA dengan target price (TP) di level Rp10.400 per saham.
Sebagai informasi, terakhir kali TPIA melakukan stock split adalah November 2017. Ketika itu, perseroan mendapat restu pemegang saham untuk stock split dengan rasio 1:5, atau nilai nominal saham yang semula bernilai Rp1.000 per saham dipecah menjadi Rp200 per saham.
Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, saham TPIA diperdagangkan naik ke zona hijau 0,52 persen ke level Rp9.600 per saham. Saham TPIA tercatat telah menguat 31,06 persen sepanjang tahun berjalan.
Baca Juga
Per 30 April 2022, susunan pemilik saham saham TPIA adalah PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang mengendalikan 34,63 persen, SCG Chemicals mengempit 30,57 persen saham, Prajogo Pangestu menggenggam 7,78 persen, Marigold Resources Pte mengantongi 3,92 persen, PT Top Investment mendekap 15 persen, dan publik memiliki 8,1 persen saham.
Selain stock split, TPIA juga melakukan aksi korporasi lain seperti penawaran obligasi. Saat ini, TPIA melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Chandra Asri Petrochemical tahap I tahun 2022 hingga Rp2 triliun.
Rencana penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari PUB obligasi berkelanjutan IV Chandra Asri Petrochemical dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp8 triliun.
"Dana bersih yang diperoleh dari hasil obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja, termasuk di antaranya pembelian bahan baku produksi, dan biaya operasional untuk kegiatan usaha," tulis manajemen Chandra Asri.