Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Booster Jadi Wajib, Kimia Farma (KAEF) Segera Distribusi

PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melakukan distribusi vaksin Booster melalui program vaksinasi gotong royong. Distribusi ini bekerja sama dengan Yayasan BUMN.
 PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melakukan distribusi vaksin booster melalui program vaksinasi gotong royong. Distribusi ini bekerja sama dengan Yayasan BUMN./Bisnis-Noli Hendra
PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melakukan distribusi vaksin booster melalui program vaksinasi gotong royong. Distribusi ini bekerja sama dengan Yayasan BUMN./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melakukan distribusi vaksin booster melalui program vaksinasi gotong royong. Distribusi ini bekerja sama dengan Yayasan BUMN.

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menjelaskan upaya ini sebagai wujud dukungan BUMN dalam menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diinisiasi pemerintah melalui vaksinasi booster.

"PT Kimia Farma Tbk dan Yayasan BUMN bekerjasama menyalurkan CSR BUMN melalui program Vaksinasi Gotong Royong," terangnya kepada Bisnis, Senin (18/7/2022).

Dia melanjutkan masyarakat penerima vaksin primer (dosis 1 dan dosis 2) Sinopharm maupun Sinovac bisa mendapatkan vaksinasi booster Sinopharm gratis melalui Klinik Kimia Farma yang berada di seluruh Indonesia.

Cara pendaftarannya cukup mudah, masyarakat dapat langsung mengakses situs pendaftaran diri dan memilih waktu maupun tempat pelaksanaan vaksinasi booster yang diinginkan.

"Tidak hanya terbatas bagi vaksinasi booster, masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi dosis pertama maupun kedua dengan menggunakan vaksin Sinopharm dapat juga memanfaatkan fasilitas tersebut," tuturnya.

Selain itu, emiten berkode KAEF ini dan Yayasan BUMN juga telah mendonasikan vaksin Sinopharm kepada pemerintah dalam rangka mendukung vaksinasi booster bagi penyandang disabilitas maupun pendampingnya di awal Juli 2022.

Pada kuartal I/2022, penjualan bersih emiten holding BUMN Farmasi itu mengalami penurunan tipis 1,73 persen menjadi Rp2,26 triliun dari Rp2,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kendati kinerja penjualan turun, beban pokok penjualan malah naik 2,58 persen menjadi Rp1,5 triliun dari Rp1,46 triliun. Hal ini membuat laba bruto perseroan tergerus menjadi Rp753,09 miliar.

Lebih lanjut, perseroan juga mencatatkan beban usaha yang meningkat menjadi Rp717,68 miliar dan rugi selisih kurs mata uang asing bersih sebesar Rp351,28 juta.

Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tergerus 66,64 persen menjadi hanya Rp5,76 miliar pada kuartal I/2022 dari Rp17,29 miliar pada kuartal I/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper