Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DSFI Targetkan Ekspor Seafood ke Timur Tengah Semester II

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. (DSFI) menargetkan ekspor perdana produk seafood frozen ke Timur Tengah pada tahun ini.
Direktur Utama PT Dharma Samudera Fishing Industries Ewijaya (dari kiri), Direktur Cynthia Handyoko, dan Direktur Ariyo Ali Suprapto memberikan keterangan pers usai rapat umum pemegang saham luar biasa di Jakarta, Selasa (25/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Direktur Utama PT Dharma Samudera Fishing Industries Ewijaya (dari kiri), Direktur Cynthia Handyoko, dan Direktur Ariyo Ali Suprapto memberikan keterangan pers usai rapat umum pemegang saham luar biasa di Jakarta, Selasa (25/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor perikanan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. (DSFI) menargetkan ekspor perdana ke wilayah Timur Tengah pada semester II/2022. Langkah tersebut merupakan salah satu strategi DSFI mengejar pendapatan Rp650 miliar tahun ini.

Direktur Utama Dharma Samudera Fishing Industries Ewijaya menjelaskan DSFI menargetkan ekspor perdana produk seafood frozen ke Timur Tengah pada tahun ini. Sebelumnya, perseroan sudah mendapatkan sertifikasi dari Arab Saudi dan nomor persetujuan (approval number) untuk ekspor dari otoritas pangan setempat.

"Dari Timur Tengah, kami sudah mendapatkan sertifikasi, approval number dari FDA [Food and Drug Administration/ BPOM] setempat. Harapannya semester II/2022 bisa terealisasi," paparnya selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (15/7/2022).

Saat ini, DSFI masih dalam tahap penjajakan dengan sejumlah pembeli potensial dari Timur Tengah. Menurut Ewijaya, tingkat konsumsi seafood di pasar Timur Tengah cukup positif, apalagi banyak orang Indonesia dan Asia yang terbiasa mengonsumsi ikan rutin menunaikan ibadah haji.

Ekspansi perdana ke Timur Tengah sekaligus memperluas penetrasi pasar seafood frozen DSFI, yang mayoritas masih mengandalkan pembeli dari Amerika Serikat. Sampai akhir 2021, kontribusi pasar AS terhadap penjualan DSFI mencapai 76,74 persen.

Sementara itu, kontribusi ekspor ke Eropa dan Australia masing-masing sebesar 11 persen dan 9 persen. Penjualan ke pasar domestik memiliki pangsa 4 persen dari total penjualan DSFI dan pasar lainnya sebesar 1 persen.

RESESI AS

Terkait risiko resesi AS, Ewijaya meyakini seafood frozen masih diminati masyarakat setempat karena terkait dengan produk makanan. Produk makanan biasanya tahan terhadap dampak resesi karena masyarakat lebih memilih memangkas pengeluaran konsumsi yang sifatnya mewah seperti pakaian dan produk elektronik.

"Produk DSFI adalah seafood yang terkait makanan sehingga walaupun ada risiko [resesi AS] penjualan akan stabil," jelasnya.

DSFI tentunya memantau terus perkembangan situasi AS sebagai pasar terbesar selama bertahun-tahun. Di AS, DSFI memiliki brand seafood sendiri, yakni Magenta.

Fluktuasi situasi global turut membuat rupiah melemah ke level Rp15.000 per dolar AS. Ewijaya menyampaikan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang mengunungkan perusahaan karena seluruh penjualan menggunakan mata uang dolar AS.

Namun demikian, penurunan rupiah yang lebih dalam juga dapat mengerek kenaikan harga bahan baku dan ongkos pengemasan. Oleh karena itu, manajemen berharap rupiah tetap stabil di kisaran Rp14.000-Rp15.000 per dolar AS.

"Kami ekspor dalam dolar AS sehingga mendapat windfall menurunnya rupiah. Namun, [penurunan rupiah terhadap dolar AS] ini juga menjadi tantangan. Rentang idealnya rupiah bagi DSFI di kisaran Rp14.000-Rp15.000 per dolar AS," jelasnya.

Hingga semester I/2022, sambung Ewijaya, kinerja DSFI masih sesuai target baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. Untuk mengoptimalkan laba, melakukan penambahan titik-titik pengambilan bahan baku mentah (raw material), karena beban penjualan terbesar berasal dari raw material.

"Kami masih menargetkan pendapatan Rp650 miliar, sejauh ini semester I/2022 masih sejalan dengan target. Harapannya ada peningkatan pada kuartal IV, karena biasanya produksi seafood lebih banyak sehingga penjualan meningkat," tuturnya.

DSFI mencatatkan kenaikan kinerja pada kuartal I/2022 dengan penjualan sebesar Rp162,9 miliar, naik 20,87 persen secara tahunan jika dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp134,76 miliar. Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih DSFI mencapai Rp7,04 miliar pada kuartal I/2022, naik 67 persen dari Rp4,14 miliar per kuartal I/2021.

Mayoritas penjualan DSFI disumbangkan oleh ekspor produk fillet yang mencapai Rp98,09 miliar dan ekspor tuna Rp28,94 miliar. Adapun total ekspor mencapai Rp154,02 miliar, sementara penjualan lokal Rp8,87 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper