Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perikanan, PT Dharma Samudera Fishing Tbk. (DSFI) menargetkan pendapatan pada 2023 tumbuh sekitar 19 persen menjadi Rp661 miliar.
Direktur Utama Dharma Samudera Fishing Ewijaya menyampaikan 2023 perseroan optimistis mencapai target pendapatan Rp661 miliar, naik 19 persen dari realisasi 2022 senilai Rp552 miliar. Pendapatan masih ditopang penjualan produk seafood ke pasar ekspor.
"Pertumbuhan penjualan terutama berasal dari produk filet dan olahan gurita ke pasar ekspor," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (21/6/2023).
Untuk mencapai target pendapatan, sambung Ewijaya, DSFI akan terus mengembangkan pasar ekspor dan domestik. Saat ini, perseroan sudah melakukan ekspor ke lebih dari 20 negara. DSFI juga menyiapkan produk baru yang disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Di sisi lain, dalam menjaga profit dan kelangsungan usaha, DSFI berupaya meningkatkan utilitas dan operasi pabrik secara efisien. Perseroan mengoperasikan pabrik pengolahan di Jakarta dan Kendari.
Eiwjaya mengakui kinerja tahun ini masih menghadapi tantangan dari tingginya inflasi global yang akan memengaruhi daya beli negara tujuan ekspor. Diperkirakan hal itu akan memengaruhi penjualan DSFI pada semester I/2023.
Baca Juga
Ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat juga memberikan dampak negatif bagi perseroan. Selama ini, AS merupakan negara tujuan utama ekspor DSFI.
"Kami juga mengantisipasi fluktuasi pasokan bahan baku ikan karena cuaca ekstrem yang membuat kenaikan harga bahan baku tersebut," katanya.
Mengutip laporan keuangan kuartal I/2023, DSFI membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp5,01 miliar hingga 31 Maret 2023 atau merosot 28,79 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp7,04 miliar.
Penurunan laba bersih perseroan disebabkan oleh penjualan yang juga berkurang, terutama hasil ekspor produk ikan ke Amerika Serikat (AS) yang menjadi penyokong utama pendapatan DSFI.
Penjualan DSFI pada kuartal I/2023 sebesar Rp148,73 miliar atau turun 8,69 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang mencapai Rp162,89 miliar.
Produk ekspor meliputi filet, tuna, gurita, dan lain-lainnya yang masing-masing menyumbang penjualan sebesar Rp99,72 miliar, Rp22,16 miliar, Rp16,38 miliar, dan Rp2,32 miliar. Sedangkan produk lokal menyumbang penjualan sebesar Rp8,13 miliar.
Ekspor tersebut didominasi oleh negara tujuan Amerika Serikat (AS) yang sebesar Rp98,29 miliar pada kuartal I/2023. Kendati demikian, angka tersebut justru turun 21,51 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp125,23 miliar.
Selain itu, ekspor DSFI ke Eropa mencapai Rp29,7 miliar atau naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp16,29 miliar. Sedangkan ekspor ke Australia relatif stagnan dibanding kuartal I/2022 yaitu di angka Rp8,72 miliar.
"Kami masih optimistis mencapai target 2023. Penjualan kuartal I/2023 mencapai 23 persen dari target setahun penuh, kami anggap masih on track dengan target," imbuh Ewijaya.
Mengacu laporan keuangan, beban pokok penjualan DSFI turun tipis 3,45 persen menjadi Rp126,51 miliar dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp131,04 miliar.
Hingga akhir Maret 2023, total aset DSFI mencapai Rp395,44 miliar. Sementara itu liabilitas sebesar Rp154,13 miliar dan ekuitas sebesar Rp241,3 miliar.