Bisnis.com, MEDAN – PT Toba Surimi Industries Tbk. (CRAB), berusaha memanfaatkan momentum penguatan dolar AS terhadap rupiah dengan memperbesar volume ekspor produk olahan perikanan lautnya ke sejumlah negara tujuan.
Hal itu diupayakan manajemen di tengah kendala melemahnya permintaan pasar tradisional yang diisi selama ini yang mencakup lebih dari 30 negara di Asia, Eropa dan Amerika.
Presiden Direktur Toba Surimi Industries Gindra Tardy mengatakan pihaknya terus berusaha bersiasat meningkatkan volume ekspor ke sejumlah negara tujuan yang dikuasai selama ini di tengah kondisi permintaan pasar yang melemah terhadap produk seafood olahan.
Selama ini, Toba Surimi dengan kode emiten CRAB di Bursa Efek Indonesia ini memiliki komposisi pangsa ekspor, antara lain ke Amerika Serikat sebesar 57,0%, Uni Eropa 22,0%, Asia sebesar 12,0%, wilayah Australia, Canada, Inggris dan Uni Emirat Arab (UEA) sebesar 8,5%.
“Kami itu hanya 0,5% bermain di pasar domestik. Sebesar 99,5% produk kami ekspor ke negara-negara di kawasan Eropa, Amerika dan Asia. Pasar trasional ini tengah menurun permintaannya. Karena US$ lagi menguat kami coba genjot pasar dengan strategi mungkin kami tekan margin lebih kecil biar volume penjualan lebih besar dan lebuh luas lagi,” ujarnya kepada Bisnis saat berkunjung ke kantornya di Kawasan Industri Medan, Senin (13/5/2024).
Dia mengharapkan penguatan pasar ekspor bisa diraih sampai akhir tahun ini agar penjualan bisa menopang kinerja pendapatan perusahaan tersebut.
Baca Juga
Dalam hal ini, Gindra mengakui ada penurunan kinerja pada kuartal I/2024 ini dengan realisasi penjualan bersih sebesar Rp136,43 miliar atau turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp152,89 miliar.
Dengan strategi menekan margin penjualan diharapkan bisa jadi insentif bagi buyer dan konsumen di negara tujuan sekaligus bisa memperluas negara tujuan ekspor selama ini.
“Penguatan dolar AS ini harus kami manfaatkan dengan agresif dalam penjualan agar bisa menarik devisa dolar AS lebih banyak. Apalagi kami cukup diuntungkan karena kami tidak punya pinjaman dolar,” ujarnya.
Perusahaan pengolahan perikanan laut ini pada 2023 meraih laba bersih Rp17,58 miliar atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp10,39 miliar. Penjualan perusahaan yang berbasis di Sumut ini pada 2023 mencapai Rp598,11 miliar atau meningkat dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp 571,15 miliar.
Toba Surimi Industries telah melakukan investasi dengan membeli kapal baru seharga Rp650 juta yang diambil dari dana hasil penawaran umum perdana (Initial Public Offering/ IPO) yang mereka lakukan pada Juli 2022.
Gindra menyampaikan bahwa perusahaannya menggunakan sumber bahan baku dari penangkapan ikan di dalam negeri sehingga bisa berkontribusi bagi perkembangan nelayan penangkap ikan.
“Hanya saja, hasil penangkapan ikan kita tengah menurun. Ini perlu jadi perhatian bagi semua pihak untuk meningkatkan kembali hasil tangkapannya. Sebagai eksportir kami butuh pasokan ikan yang cukup untuk kami olah,” katanya.