Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (13/7/2022). Rupiah naik ke level Rp14.976 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, rupiah menguat 0,13 persen ke level Rp14.976 per dolar AS pada pukul 09.03 WIB.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi, yakni yen Jepang yang turun 0,20 persen, won Korea Selatan menguat 0,42 persen, yuan China turun 0,02 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,32 persen
Sementara itu, indeks dolar AS hingga pukul 09.07 WIB, menguat 0,18 persen atau 0,19 poin ke level 108,27.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat ditengah kekhawatiran bahwa krisis energi akan membawa kawasan itu ke dalam resesi. Sementara mata uang AS didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih jauh dari teman sebaya.
“Mata uang AS telah menguat di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif karena mengatasi inflasi yang melonjak. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli. Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuannya akan naik menjadi 3,50 persen pada Maret, dari 1,58 persen,” kata Ibrahim dalam riset harian, Selasa (12/7/2022).
Baca Juga
Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan ekonomi AS dapat mengatasi suku bunga yang lebih tinggi dan menegaskan kembali dukungannya untuk kenaikan suku bunga lain bulan ini.
Data harga konsumen yang akan dirilis pada hari Rabu adalah fokus utama ekonomi AS minggu ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters mengharapkan indeks untuk menunjukkan bahwa harga konsumen naik dengan tingkat tahunan 8,8 persen pada bulan Juni.
Dari sisi internal, dengan kondisi yang tak menentu akibat krisis global disebabkan oleh konflik Rusia –Ukraina, mengakibatkan kebangkrutan suatu negara akibat hutang yang menumpuk.
Pemerintah harus mengantisipasi kondisi utang negara guna menghindari kebangkrutan selayaknya Sri Lanka. Walaupun saat ini posisi utang Indonesia masih di bawah ambang batas sesuai Undang-Undang (UU), namun terlihat adanya kenaikan yang signifikan.
“Ini harus dipandang secara hati-hati. Utang Indonesia semakin meningkat tajam, penerimaan juga belum optimal, inflasi semakin naik, ini bisa menjadikan boomerang bagi Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus mengawasi dan mengingatkan ke pemerintah agar pengelolaan utang dapat lebih bijaksana, sehingga Indonesia tak perlu mengalami kondisi yang serupa dengan Sri Lanka,” ujarnya.
Selain itu, kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan terutama sejak bulan lalu. Akhir Mei, kasus infeksi harian di Indonesia masih di bawah angka 500, kini sudah mencapai lebih dari 2.000. Bahkan pemerintah sudah mengimbau bahwa masyarakat juga Kembali memakai masker di luar ruangan.
Untuk perdagangan hari ini, Rabu (14/7/2022), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah diperkirakan kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.980-Rp15.030.