Bisnis.com, JAKARTA - Bursa berjangka AS seperti S&P 500 Futures dan Dow Jones Futures anjlok karena pasar merespons rilis data inflasi AS yang mencapai 9,1 persen.
Saham berjangka AS dibanting pada Rabu pagi waktu setempat (malam WIB) setelah laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan untuk bulan Juni, mengutip Yahoo Finance.
Pada bulan Juni, inflasi naik 9,1 persen, level terbesar sejak November 1981 dan jauh di atas perkiraan 8,8 persen dari konsensus analis.
S&P 500 berjangka turun lebih dari 1 persen, Nasdaq berjangka turun 1,8 persen, sementara Dow berjangka turun 0,8 persen.
"Untuk pasar yang telah menghadapi ketakutan resesi, saya pikir minggu ini akan membawa ketakutan baru tentang peningkatan inflasi," Kepala Ekonom Deutsche Bank AS Matthew Luzzetti mengatakan awal pekan ini.
Inflasi AS pada periode Juni diharapkan untuk menginformasikan langkah kebijakan Federal Reserve berikutnya karena mereka memperketat kebijakan moneter dalam upaya untuk memulihkan stabilitas harga.
Baca Juga
Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada pertemuan penetapan kebijakan berikutnya pada pertemuan 26-27 Juli 2022.
Selain laporan inflasi terbaru, deretan hasil kuartalan ditunggu investor karena perusahaan-perusahaan besar memulai musim pendapatan baru.
PepsiCo (PEP) melaporkan pada Selasa. Pembuat minuman mengalahkan perkiraan Wall Street tetapi memperingatkan tekanan inflasi pada bisnis.
"Iinflasi tahun ini lebih tinggi daripada untuk paruh pertama tahun ini," kata CFO Pepsi Hugh Johnston kepada analis melalui telepon.
Kenaikan harga yang terkait dengan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi akan menjadi fokus di kalangan investor karena nama-nama besar lainnya di antara hasil rilis Corporate America.
Delta Air Lines (DAL) siap untuk melaporkan pada hari Rabu, sementara JPMorgan Chase (JPM), Wells Fargo (WFC), dan Citigroup (C) termasuk di antara bank-bank besar yang mengikuti Kamis dan Jumat.