Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat Bersama Indeks Dolar AS, Cek Sebabnya!

Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis di hadapan dolar AS bersamaan dengan penguatan indeks dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (11/7/2022).
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis di hadapan dolar AS bersamaan dengan penguatan indeks dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (11/7/2022).

Mengutip data Bloomberg, mata uang rupiah terpantau menguat 4 poin atau 0,03 persen ke Rp14.975  per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat juga menguat 0,50 persen ke 107,53.

Bersama dengan rupiah, ringgit Malaysia juga menguat 0,13 persen. Adapun, mata uang lainnya mengalami pelemahan di hadapan dolar AS dengan yen Jepang melemah 0,53 persen, dolar Singapura melemah 0,19 persen, dan won Korea Selatan turun 0,29 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya karena kekhawatiran pertumbuhan global membantu safe-haven dolar AS naik lebih luas.

Lalu, patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun stabil di dekat level tertinggi lebih dari satu minggu sesi sebelumnya.

“Kekhawatiran akan inflasi yang tinggi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi terus membebani pasar. Tingkat pengangguran AS tetap di 3,6 persen yang meredakan beberapa kekhawatiran resesi, meningkatkan ekspektasi pengetatan moneter lebih lanjut,” ungkapnya dalam riset harian, Senin (11/7/2022).

Adapun, saat ini investor tengah menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) AS, yang akan dirilis Rabu ini, yang diperkirakan akan mendekati 9 persen, tertinggi baru empat dekade.

Dari sisi internal, gonjang ganjing ekonomi global akan terjadi resesi akibat harga-harga komoditas yang melambung tinggi, menyebabkan tingginya inflasi sehingga Bank Sentral global menaikkan suku bunga yang berdampak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi yang membuat negara-negara maju, berkembang serta negara-negara miskin mengalami kontraksi ekonomi.

Namun dalam kondisi carut marut seperti itu, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, ekonominya tetap kuat dalam menghadapi ancaman yang datang dari eksternal. Indikasi ini bisa dilihat dari data ekonomi domestik yang menunjukan perbaikan.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia naik US$800 juta menjadi US$136,4 miliar pada Juni 2022. Posisi cadangan devisa Juni 2022 menjadi yang tertinggi sejak bulan Maret 2022. Kendati terjadi outflows tetapi peningkatan cadangan devisa disebabkan oleh penerbitan global bond serta penerimaan pajak dan jasa.

Kemudian dari sisi rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), meski terjadi penurunan secara bulanan sebesar 0,7 poin, tetapi angka IKK menunjukkan bahwa konsumen tetap optimis. Dari enam sub-indeks IKK hanya dua sub-indeks yang mengalami penurunan yaitu sub-indeks untuk kondisi ekonomi saat ini dan pendapatan saat ini.

Sementara itu optimisme konsumen terhadap outlook ekonomi, ekspektasi pendapatan 6 bulan ke depan, ketersediaan lapangan kerja dibanding 6 bulan lalu serta ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang masih menunjukkan peningkatan.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.960 - Rp14.990.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper