Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat calon emiten dengan skala menengah mendominasi papan pencatatan atau pipeline IPO.
BEI mencatat setidaknya ada 15 perusahaan dengan aset skala menengah Antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar yang tengah mengantre IPO. Sementara itu, 9 perusahaan masuk dalam kategori kecil karena memiliki aset di bawah Rp50 miliar. Lalu 13 perusahaan dengan aset besar di atas Rp250 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD Nyoman Yetna Setia menyatakan hingga saat ini, terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Sementara itu, calon emiten PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) berencana melakukan penawaran umum perdana saham dengan melepas sebanyak-banyaknya 1,2 miliar saham, atau mewakili 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Saham Jhonlin Agro memiliki nilai nominal Rp100. Rencananya, IPO Jhonlin Agro bakal ditawarkan ke masyarakat dengan harga Rp250-Rp300 setiap saham.
Sepanjang kuartal I/2022, Jhonlin Agro mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar Rp1,29 triliun. Penjualan bersih ini melesat 12.433 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp10,3 miliar.
Baca Juga
Peningkatan ini terutama akibat peningkatan volume penjualan FAME sebesar Rp1,09 triliun, seiring dengan beroperasinya pabrik pengolahan Biodiesel perseroan pada September 2021. Perseroan juga mengeluarkan produk baru, yakni Palm Faaty Acid Distillate (PFAD), Crude Glycerin (CG), dan Fatty Matter.
Di sisi lain, PT Mora Telematika Indonesia atau Moratelindo juga berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Utama Moratelindo Galumbang Menak mengatakan, perseroan bakal melepas 10 persen saham dalam IPO ini. Saham Moratelindo bakal ditawarkan di harga Rp368-Rp396 per saham.
Dengan jumlah saham dan nilai penawaran tersebut, Galumbang memperkirakan Moratelindo dapat meraih dana segar senilai Rp1,1 triliun hingga Rp1,2 triliun dari penawaran umum ini.