Bisnis.com, JAKARTA — PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sampai Rp1,5 triliun pada 2022. Sebagian besar dana bakal digunakan untuk pengadaan mobil.
“Belanja modal tahun ini kami perkirakan Rp1,3 triliun sampai Rp1,5 triliun dan terbesar digunakan untuk membeli mobil. Sampai Juni ini kami sudah belanjakan Rp715 miliar untuk pengadaan mobil,” kata Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto dalam diskusi yang digelar Mirae Asset Sekuritas pada Kamis (7/7/2022).
Prodjo mengatakan gangguan rantai pasok pada industri otomotif berupa kelangkaan cip atau semikonduktor tidak terlalu berdampak pada pasokan mobil bagi perseroan. Sejauh ini, perseroan memiliki sekitar 28.000 unit mobil untuk disewakan.
“Pembelian mobil oleh ASSA tidak terganggu masalah kelangkaan cip pada rantai pasok otomotif karena kami mendapatkan prioritas dibandingkan dengan pembeli individu,” lanjutnya.
Dia pun tidak mengkhawatirkan dampak yang berpotensi muncul dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, bisnis jasa pengiriman yang dimiliki ASSA bisa meredam penurunan mobilitas akibat kenaikan BBM.
“Ketika BBM naik dan masyarakat mengurangi mobilitas, ada peluang untuk melakukan pembelian melalui layanan daring. Kami rasa bisnis ASSA cukup bagus menghadapi kenaikan BBM,” kata Prodjo.
Baca Juga
Lini bisnis delivery express Anteraja menjadi salah satu pendorong kinerja dengan kontribusi mencapai 58 persen dari total pendapatan kuartal I/2022 atau sebesar Rp899,1 miliar. Angka tersebut tumbuh mencapai 129,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yang tercatat sebesar Rp391,5 miliar.
Sementara itu, bisnis rental mobil mencatatkan pendapatan sebesar Rp401,8 miliar, bisnis lelang sebesar Rp32,1 miliar, jual beli kendaraan bekas sebesar Rp161,5 miliar, sedangkan dari jasa logistik memberikan kontribusi sebesar Rp41,7 miliar.
Prodjo mengemukakan kinerja bisnis pengantaran melanjutkan peningkatan di kuartal II/2022, bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri. ASSA sendiri telah menetapkan target jangka menengah untuk meningkatkan kontribusi segmen bisnis jasa pengiriman.
“Dalam 5 tahun ke depan kami memperkirakan kontribusi terbesar akan datang dari Anteraja. Sehingga bisnis kami bertransformasi dari rental ke logistik karena porsinya dari sisi top line akan lebih besar, begitu pula kontribusi ke bottom line-nya. Bisnis kami yang mulanya tradisional kini sudah jadi sharing economy dan berbasis teknologi,” kata Prodjo.