Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham saat IHSG Anjlok dan Inflasi Melonjak

Di tengah tingginya inflasi yang membuat IHSG tertekan, Samuel Sekuritas Indonesia memberikan sejumlah rekomendasi saham pilihan.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Potensi berlanjutnya kenaikan inflasi di Indonesia masih belum terlihat dengan jelas pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejumlah saham big cap yang tengah terdiskon dapat menjadi pilihan investor.

Analis Samuel Sekuritas Anthony Yunus dalam laporannya menyebutkan, pasar cenderung mengabaikan sentimen inflasi Indonesia. Padahal, inflasi Indonesia ke depannya masih berpotensi untuk naik.

Salah satu faktor utama yang mendukung outlook tersebut adalah celah harga bahan bakar yang sekarang ditopang oleh BUMN, bukan APBN. Menurut Anthony, penyesuaian subsidi bahan bakar masih akan diperlukan ke depannya jika harga minyak dan batu bara tetap tinggi sepanjang semester II/2022.

Tren kenaikan harga bahan pangan juga diprediksi akan berlanjut yang seiring dengan potensi siklus cuaca La Nina yang berlanjut hingga awal 2023 mendatang. Hal ini juga ditambah dengan meningkatnya daya beli dalam negeri dan juga pertumbuhan kredit seiring dengan pemulihan ekonomi.

“Kami memprediksi inflasi Indonesia berada di kisaran 4,2 persen pada akhir 2022 dan 3,4 persen pada semester II/2022,” jelasnya.

Adapun, Anthony mengatakan saat ini IHSG telah turun 10 persen dari level tertingginya, atau rasio price to earnings sebesar 15 kali. Hal ini mengindikasikan pasar belum memperhitungkan risiko kenaikan inflasi yang berada di atas ekspektasi dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Seiring dengan hal tersebut, Anthony menyarankan investor untuk mengakumulasi saham – saham perbankan big cap yang tengah terdiskon seperti BBCA, BBRI, dan BMRI. Investor juga dapat masuk ke saham seperti PGAS, RAJA, dan BUMI dalam jangka pendek.

“Investor juga dapat masuk ke perusahaan yang akan diuntungkan dengan naiknya inflasi seperti JSMR,” tutupnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper