Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang Berakhir Variatif Usai Yen Pulihkan Pelemahan

Indeks Nikkei 225 ditutup menguat, sedangkan Topix melemah setelah yen menguat dari level terendah sejak tahun 1998.
Bursa Jepang berakhir variatif usai yen pulihkan pelemahan /Reuters
Bursa Jepang berakhir variatif usai yen pulihkan pelemahan /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup variatif pada perdagangan Kamis (23/6/2022), di tengah penguatan yen dari level terendahnya sejak 24 tahun terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,08 persen atau 21,70 poin ke level 26.171,25. Di sisi lain, indeks Topix melemah 0,05 persen atau 0,91 poin ke level 1851,74.

Sejumlah saham menguat, antara lain Tokio Marine Holdings Inc. yang naik 2,61 persen, Diamond Electric Holdings Co. Ltd. Yang naik 10,88 persen, dan Net Marketing Co. menguat 10,53 persen.

Di sisi lain, saham-saham yang melemah dan menekan indeks antara lain Meiji Shipping Co. Ltd. (-8,36 persen), Adeka Corp (6,79 persen), Meiko Electronics Co. Ltd. (-6,26 persen), dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. (-4,59 persen).

Bursa jepang fluktuatif di saat yen Jepang memulihkan pelemahannya terhadap dolar AS, menyusul komentar mantan pejabat departemen keuangan yang memperkirakan pemerintah dapat melakukan intervensi terhadap pelemahan mata uang.

Hari ini, yen ditutup menguat 0,48 persen ke level 135,61 per dolar AS. Yen pulih setelah anjlok ke level terendah sejak 1998 di posisi 136,21 pada perdagangan kemarin, Rabu (22/6).

Mantan kepala kebijakan valuta asing di Kementerian Keuangan Jepang Takehiko Nakao mengatakan masih ada kemungkinan pembuat kebijakan melakukan intervensi langsung di pasar mata uang untuk membendung penurunan yen.

“Intervensi sepihak tidak boleh dihilangkan sebagai kemungkinan. Intervensi terkoordinasi umumnya sangat sulit kecuali ada pergerakan yang sangat berlebihan di pasar, atau semacam mode krisis,” kata Nakao seperti dilansir Bloomberg, Kamis (23/6/2022).

Ia menambahkan, meskipun kebijakan moneter Bank of Japan berkontribusi terhadap pelemahan mata uang, beberapa pergerakan baru-baru ini juga spekulatif. Yen yang lemah adalah salah satu dari beberapa aspek negatif dari upaya bank sentral untuk membatasi imbal hasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper