Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) giat melakukan akuisisi perusahaan menara.
Langkah TOWR mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) di 2021, dilanjutkan dengan akuisisi perusahaan menara dari PT Global Indonesia Kudus Komunikatama (GIK) pada kuartal I/2022.
Analis Phillip Sekuritas Edo Ardiansyah dalam risetnya mengatakan, akuisisi tersebut akan memberikan pendapatan berulang baru untuk mendukung pertumbuhan pendapatan TOWR di 2022. Selain itu, akuisisi ini menurut Edo bertujuan untuk mengembangkan dan memperluas jaringan TOWR.
"Karena akuisisi tersebut, jumlah menara dan penyewa meningkat menjadi 29.011 menara dan 54.580 penyewa di kuartal I/2022. Akibatnya, rasio tenancy menara meningkat menjadi 1,88 kali di kuartal I/2022, sementara utilisasi fiber meningkat menjadi 35,6 persen quarter on quarter (QoQ) atau 95.579 km dari 70.465 km di kuartal IV/2021," tulis Edo dalam risetnya, dikutip Senin (13/6/2022).
Dia melanjutkan, TOWR juga memegang 25 persen pangsa pasar menara di Indonesia per Desember 2021, dengan 55 persen menara berlokasi di Jawa dan 45 persen di luar Jawa. TOWR fokus pada jaringan di Jawa, Bali, dan Sumatera untuk mendukung lonjakan permintaan data.
Sebagai hasil dari akuisisi tersebut, Phillip Sekuritas memperkirakan pendapatan TOWR di 2022 meningkat sebesar 20,2 persen YoY secara tahunan menjadi Rp10,3 triliun dari Rp8,6 triliun. Sementara itu, laba bersih diharapkan tumbuh sebesar 13,2 persen YoY menjadi Rp3,86 triliun dari Rp3,4 triliun.
Baca Juga
Edo menuturkan, Phillip Sekuritas berpandangan positif tentang industri menara telekomunikasi di Indonesia yang akan didorong oleh kebutuhan operator jaringan seluler di Indonesia.
Adapun Phillip Sekuritas mengulangi rekomendasi beli (buy) untuk saham TOWR, dengan target harga Rp1.220 per saham. Risiko utama dari saham TOWR ini adalah perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan volatilitas suku bunga yang dapat menempatkan investasi pada risiko.