Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Indeks Kian Diminati, Ini Penyebabnya

Dana kelolaan reksa dana indeks mencatatkan pertumbuhan dobel digit secara tahunan dan bulanan, yakni 14 persen dan 12 persen hingga Mei 2022
Karyawan memantau pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (11/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memantau pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (11/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Instrumen reksa dana berbasis indeks saham belakangan mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga pertengahan tahun 2022. Karakteristik kinerja yang sejalan dengan indeks acuan dan pasar saham umum menjadi salah satu sentimen pendukung.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksa dana indeks mencatatkan pertumbuhan dobel digit secara tahunan dan bulanan, yakni 14 persen dan 12 persen hingga Mei 2022. Kendati demikian, dari sisi volume, reksa dana indeks masih jauh di bawah jenis reksa dana lainnya, dengan total dana kelolaan Rp10,67 triliun.

Terkait hal tersebut, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto memaparkan, reksa dana berbasis indeks memang cukup diminati baik dari investor institusi maupun perorangan. Menurutnya, hal ini seiring dengan karakteristik instrumen tersebut.

“Keunggulan jenis ini adalah lebih mudah diprediksi kinerjanya karena akan sesuai dengan indeks acuan produk tersebut,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (9/6/2022).

Rudiyanto mengatakan, karakteristik tersebut membuat investor perorangan tertarik masuk pada jenis instrumen ini. Sementara itu, investor institusional memang cenderung lebih menyukai reksa dana indeks dibandingkan reksa dana saham konvensional.

Lebih lanjut, ia mengatakan prospek kinerja reksa dana indeks akan sejalan dengan indeks acuannya. Sentimen yang akan mempengaruhi outlook instrumen ini juga tidak terlalu berbeda dengan pasar saham secara umum.

Salah satu katalis yang akan menopang prospek reksa dana indeks adalah kinerja keuangan emiten yang optimal sepanjang 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi.

Kinerja pasar saham diyakini akan tumbuh dengan optimal pada tahun ini dan Rudiyanto memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh kisaran 7.500 – 8.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper