Bisnis.com, JAKARTA – Instrumen reksa dana berbasis indeks saham belakangan mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga pertengahan tahun 2022. Karakteristik kinerja yang sejalan dengan indeks acuan dan pasar saham umum menjadi salah satu sentimen pendukung.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksa dana indeks mencatatkan pertumbuhan dobel digit secara tahunan dan bulanan, yakni 14 persen dan 12 persen hingga Mei 2022. Kendati demikian, dari sisi volume, reksa dana indeks masih jauh di bawah jenis reksa dana lainnya, dengan total dana kelolaan Rp10,67 triliun.
Terkait hal tersebut, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto memaparkan, reksa dana berbasis indeks memang cukup diminati baik dari investor institusi maupun perorangan. Menurutnya, hal ini seiring dengan karakteristik instrumen tersebut.
“Keunggulan jenis ini adalah lebih mudah diprediksi kinerjanya karena akan sesuai dengan indeks acuan produk tersebut,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (9/6/2022).
Rudiyanto mengatakan, karakteristik tersebut membuat investor perorangan tertarik masuk pada jenis instrumen ini. Sementara itu, investor institusional memang cenderung lebih menyukai reksa dana indeks dibandingkan reksa dana saham konvensional.
Lebih lanjut, ia mengatakan prospek kinerja reksa dana indeks akan sejalan dengan indeks acuannya. Sentimen yang akan mempengaruhi outlook instrumen ini juga tidak terlalu berbeda dengan pasar saham secara umum.
Baca Juga
Salah satu katalis yang akan menopang prospek reksa dana indeks adalah kinerja keuangan emiten yang optimal sepanjang 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi.
Kinerja pasar saham diyakini akan tumbuh dengan optimal pada tahun ini dan Rudiyanto memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh kisaran 7.500 – 8.000.