Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Reksa Dana Berbasis Saham dan Obligasi Korporasi Masih Positif, Ini Sentimen Pendukungnya

Kondisi makroekonomi Indonesia yang cukup optima berperan dalam mendongkrak naik pasar saham dan reksa dana.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana berbasis saham terus melanjutkan kinerja positifnya hingga awal Juni 2022. Di sisi lain, reksa dana berbasis obligasi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Berdasarkan data Infovesta Utama, pada penutupan periode 27 Mei —3 Juni 2022, reksa dana saham menguat sebesar 1,25 persen atau tertinggi selama sepekan belakangan.

Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap juga terpantau menguat sebesar 0,64 persen secara mingguan. Hal tersebut ditopang oleh naiknya performa indeks obligasi pemerintah sebesar 0,74 persen dan indeks obligasi korporasi sebanyak 0,1 persen.

Jika dilihat secara year to date reksa dana saham terpantau naik sebanyak 3,91 persen. Adapun, reksa dana pendapatan tetap terpantau masih berada di zona negatif sebesar 0,48 persen.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Surya Putra menuturkan, kinerja positif reksa dana saham salah satunya didukung oleh harga komoditas yang terus naik akibat dari konflik Rusia-Ukraina. Menurutnya, hal ini secara keseluruhan merupakan katalis positif untuk pasar saham di Indonesia.

“Di samping itu, Indonesia juga termasuk negara yang berhasil dalam mengendalikan kasus covid dan perekonomian kita sudah mulai aktif kembali,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (8/6/2022).

Kondisi makroekonomi Indonesia yang cukup optimal juga berperan dalam mendongkrak naik pasar saham dan reksa dananya. Hal ini tercermin dari sejumlah rilis data yang positif seperti tingkat inflasi yang terkontrol.

Selain itu, relaksasi kebijakan lockdown di China juga menjadi salah satu faktor positif untuk pasar saham di Indonesia.

Sementara itu, kinerja reksa dana berbasis obligasi korporasi menurutnya tergantung dari kualitas kredit masing-masing emiten. Namun, secara keseluruhan masih dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan tahun – tahun sebelumnya yang cukup diwarnai dengan kasus gagal bayar obligasi atau default.

Ke depannya, Guntur mengatakan prospek kinerja kedua instrumen tersebut masih cukup positif. Salah satu sentimen yang akan menopang kinerja dua instrumen tersebut adalah relaksasi lockdown pemerintah China. Menurutnya, sentimen ini tersebut secara tidak langsung juga berimbas baik ke reksa dana berbasis saham.

Selanjutnya, komentar The Fed yang cenderung hawkish terkait pengetatan kuantitatif juga dapat membuka jalan untuk kenaikan kinerja reksa dana saham dan pendapatan tetap berbasis surat utang korporasi.

“Sikap The Fed yang diprediksi akan menghentikan sementara pengetatan moneter dapat memberikan prospek yang lebih baik untuk pasar,” ujarnya.

Meski demikian, Guntur juga meminta investor tetap waspada terkait risiko inflasi yang juga berpotensi menjadi kondisi stagflasi. Kondisi tersebut terjadi ketika inflasi bergerak naik dan pertumbuhan ekonomi terkontraksi secara bersamaan.

“Khusus untuk pasar obligasi, investor juga perlu memperhatikan spread dari yield obligasi pemerintah yang melebar jika rupiah mengalami tekanan,” tambahnya.

Sementara itu, dari sisi dana kelolaan, Guntur menuturkan reksa dana berbasis saham berpeluang untuk mengambil posisi reksa dana pendapatan tetap sebagai instrumen dengan dana kelolaan terbesar.

“Tetapi, dengan faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, tingkat risiko dan volatilitas di reksa dana berbasis saham lebih tinggi jika dibandingkan dengan reksa dana berbasis obligasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper