Bisnis.com, JAKARTA – PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) mencatatkan penurunan produksi sawit dan turunannya sepanjang kuartal I/2022 karena beberapa faktor.
Direktur Utama Teladan Prima Agro Wishnu Wardhana menyampaikan, tingginya tingkat curah hujan yang terjadi sepanjang 2022 mengakibatkan perusahaan mengalami kendala, baik itu infrastruktur jalan, faktor produksi, mesin dan peralatan, serta divisi pekerja.
“Tingginya curah hujan yang terjadi memiliki dampak pada aktivitas dan operasi perseroan sehingga ada hambatan aktivitas panen seperti terganggunya proses evakuasi buah serta mobilitas pekerja dan peralatan,” jelas Wishnu dalam acara konferensi pers RUPST TLDN, Jumat (27/5/2022).
Curah hujan tinggi terjadi pada kuartal I/2022 dengan jumlah rata-rata 19 hari hujan dalam 1 bulan diikuti dengan intensitas hujan sebesar 301 mm per bulan.
Peningkatan curah hujan sudah terjadi sejak November 2021 dan mencapai tingkat tertinggi pada Maret 2022.
“Tentu ini berdampak terhadap kinerja yang kurang optimal di 3 bulan pertama pada 2022,” imbuh Wishnu.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Head of Corporate Finance and Strategy Teladan Prima Agro Wasisto Budi Sulistio memaparkan, produksi tandan buah segar (TBS) yang menurun akibat faktor cuaca tersebut berimbas pada penurunan produksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit (PK) yang ikut turun.
“Lebih rendahnya jumlah TBS yang diolah mengakibatkan jumlah produksi CPO dan PK di 3 bulan pertama tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Wasisto.
Produksi TBS TLDN sepanjang kuartal I/2022 menurun 17,9 persen year-on-year (yoy) menjadi 249.152 ton, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 303.486 ton.
Sementara itu, penurunan produksi CPO pada kuartal I/2022 sebesar 16,2 persen yoy menjadi 56.837 ton, dibandingkan kuartal I/2021 sebanyak 67.847 ton.
Produksi PK turun 13,9 persen yoy menjadi 9.125 ton, dari sebelumnya sebanyak 10.595 ton pada kuartal I/2021.
Meski begitu, pendapatan TLDN pada kuartal I/2022 meningkat 43,9 persen yoy menjadi Rp836 miliar, dengan komposisi pendapatan dari CPO senilai Rp744,4 miliar dan pendapatan PK senilai Rp91,9 miliar.
Laba kotor perseroan pun meningkat 173,8 persen yoy menjadi Rp421,2 miliar, melampaui periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp153,84 miliar.
Teladan Prima Agro membukukan laba bersih pada kuartal I/2022 senilai Rp295,5 miliar, meroket 488,2 persen yoy dibandingkan kuartal I/2021 senilai Rp50,25 miliar.