Bisnis.com, JAKARTA -- PT Teladan Prima Agro (TLDN) berhasil mencatat kenaikan laba hingga sebesar 129 persen menjadi Rp531,2 miliar dengan capaian EBITDA yang meningkat sebesar 43 persen jadi Rp1,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Teladan Prima Agro Tbk Whisnu Wardhana mengatakan bahwa TLDN selama tahun 2021 juga mampu menjaga biaya produksi melalui berbagai inisiatif yang berfokus kepada efisiensi biaya serta mendukung kelancaran produksi.
Dia mengatakan meningkatnya kinerja keuangan juga tidak lepas dari produktivitas tanaman perseroan yang berada pada usia produktif, yakni rata-rata di umur 12 tahun.
"Teladan Prima Agro secara konsisten mampu menjaga kinerja keuangan perseroan yang kini tercermin dalam capaian laba operasi dan laba bersih yang meningkat dibandingkan 2020. Capaian ini merupakan buah dari keberhasilan kami dalam menjaga dan memastikan kinerja serta produktivitas yang prima, terutama selama masa pandemi Covid-19," tuturnya seperti dikutip, Sabtu (23/4).
Selain itu, menurut Whisnu, per 31 Desember 2021, total aset TLDN telah tercatat sebesar Rp4,6 triliun, di mana total kewajiban turun 15,5 persen menjadi Rp3,2 triliun dari tahun sebelumnya, dengan porsi penurunan terbesar adalah pada kewajiban jangka panjang kepada bank.
Menurutnya, penurunan itu juga berdampak kepada turunnya beban keuangan dan sejalan dengan program perseroan untuk membangun fleksibilitas pada neraca keuangan. Kini, total ekuitas TLDN per 31 Desember 2021 sebesar Rp1,4 triliun, dengan peningkatan berasal dari laba bersih yang dibukukan oleh perseroan.
Baca Juga
"Walau kami mengalami berbagai tantangan dan terutama terkait aktivitas panen dan perawatan, serta efek water defisit di 2019 yang terlihat di 2020 dan 2021, Namun tim manajemen TLDN yang berbekal pengalaman lebih dari 18 tahun di industri kelapa sawit mampu meresponnya secara tepat," katanya.
Dia menjelaskan harga jual rata-rata CPO dan Palm Kernel (PK) yang meningkat tentunya memberi pengaruh positif bagi perseroan. Harga jual CPO meningkat hingga 27,2 persen dan harga jual PK mengalami peningkatan yang lebih signifikan hingga 72,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, peningkatan harga komoditas yang signifikan pada 2021 berpengaruh langsung kepada performa pendapatan Perseroan di mana pendapatan dari penjualan CPO dan PK tercatat masing-masing sebesar Rp2,7 triliun dan Rp250 miliar atau meningkat 6,6% dan 30,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Perseroan optimis akan terus berkembang pada 2022 karena umur tanaman mayoritas berada pada umur produktif sehingga mampu memberikan pertumbuhan produksi yang signifikan. Selain iklim yang kondusif selama 2020 hingga 2021, praktik agronomi terbaik dan pemupukan yang optimal diharapkan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan produksi pada 2022,” ujarnya.
Kinerja optimal perseroan yang tercermin dari laporan keuangan audit per 31 Desember 2021 merupakan komitmen TLDN untuk tetap terus memberikan hasil terbaik bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan.