Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Tembus ARA, Cilacap Samudera (ASHA) Mau Jadi Role Model Emiten Perikanan

Penjamin emisi IPO ASHA yakni Korea Investment Sekuritas Indonesia dan KGI Sekuritas Indonesia menilai bahwa P/E yang ditawarkan saham IPO ASHA relatif murah.
Seremoni Virtual Pencatatan Perdana Saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk dengan kode saham ASHA, sebagai Perusahaan Tercatat ke-21 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022, Jumat (27/5/2022)/Dok.BEI.
Seremoni Virtual Pencatatan Perdana Saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk dengan kode saham ASHA, sebagai Perusahaan Tercatat ke-21 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022, Jumat (27/5/2022)/Dok.BEI.

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk. (ASHA) menyentuh auto reject atas (ARA) pada hari pertama listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/5/2022).

Mengutip data Bloomberg, hingga pukul 10.30 WIB emiten usaha perikanan ini telah menyentuh ARA di level Rp135 dengan penguatan 35 persen atau setara 35 poin.

Selama perdagangan sesi pertama, saham dengan kapitalisasi pasar Rp675 miliar ini bergerak di rentang 99 hingga 135.

Mengutip keterangan resmi perseroan, penjamin emisi IPO ASHA yakni Korea Investment Sekuritas Indonesia dan KGI Sekuritas Indonesia menilai bahwa P/E yang ditawarkan saham IPO ASHA relatif murah.

“Berdasarkan kaidah investasi, maka P/E 2022 berkisar antara 14x-18x, namun karena listing akhir Mei 2022, maka investasi akan lebih fair menggunakan P/E 2023 yaitu antara 11x–14x,” tulis perseroan pada Jumat, (27/5/2022).

ASHA optimistis membidik peluang bisnis industri perikanan yang dinilai akan terus bertumbuh ke depannya.

Komisaris Independen ASHA, Eko Teguh Santoso menjelaskan, potensi industri perikanan di Indonesia tergolong sangat menarik dengan pertumbuhan PDB perikanan di atas 5 persen dari 2014-2021, di atas pertumbuhan PDB nasional.

Namun, Indonesia masih perlu membenahi kinerja industri perikanan karena tidak termasuk dalam daftar 10 besar ekspor dan impor perikanan dunia.

“Meskipun demikian, miris bahwa meskipun Indonesia berdasarkan laporan FAO (2020) merupakan produsen nomor 3 dunia, namun baik ekspor maupun impor tidak masuk dalam 10 besar,” ujar Eko.

Dia menambahkan, patokan harga ikan di Indonesia bahkan seringkali mengacu pada indeks Bangkok, Thailand.

Harapannya, ASHA dapat meningkatkan kinerjanya di sektor perikanan dengan pengembangan teknologi dan startup komunitas perikanan.

Hal ini menurut Eko, untuk mengurangi kesenjangan terhadap negara maju di dunia perikanan.

“Diharapkan perseroan dapat menjadi role model di industri perikanan Indonesia, sehingga meningkatkan shareholder value perseroan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper