Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten Perikanan Cenderung Bervariasi, Ini Penjelasannya

Mayoritas emiten perikanan mengalami peningkatan kinerja pada semester I/2018. Namun demikian, raihan bottom line cenderung bervariasi. 
Pengunjung melintas di samping papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (27/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung melintas di samping papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (27/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas emiten perikanan mengalami peningkatan kinerja pada semester I/2018. Namun demikian, raihan bottom line cenderung bervariasi. 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, ada 6 emiten perikanan yang melaporkan kinerja semester I/2018, yakni PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM), PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. (DSFI), PT Inti Agri Resources Tbk. (IIKP), PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO), PT Sekar Bumi Tbk. (SKBM), dan PT Prima Cakrawala Abadi Tbk. (PCAR).

Ada 4 emiten yang berhasil membukukan peningkatan pendapatan pada semester I/2018, yakni CPRO dengan penjualan meningkat 21,87% year-on-year (yoy), PCAR naik 19,34% yoy, SKBM tumbuh 2,17% yoy, dan DPUM naik tipis 0,73% yoy. Adapun, DSFI dan IIKP masing-masing mencatatkan penurunan pendapatan -3,29% yoy dan -90,14% yoy.

Dari sisi laba bersih, DPUM membukukan penurunan 39,61% yoy, dan DSFI merosot 36,49% yoy. Adapun, CPRO dan SKBM berhasil membalikkan keadaan dari sebelumnya rugi bersih pada semester I/2017 menjadi pembukuan laba pada paruh pertama 2018.

Direktur Utama Central Proteina Prima Irwan Tirtariyadi menyampaikan, peningkatan laba bersih perusahaan terutama didorong rampungnya proses restrukturisasi utang pada semester I/2018. Melalui penerbitan saham baru yang dikonversi dari utang, perusahaan meraih laba yang besar. 

“Penerbitan saham [dari utang] menciptakan perolehan laba satu kali yang cukup besar,” tuturnya saat dihubungi, Selasa (21/8/2018).

Dalam laporan keuangan per Juni 2018, terlihat CPRO membukukan pendapatan penyelesaian utang obligasi neto sebesar Rp2,27 triliun dari sebelumnya tidak ada. Perseroan pun membukukan laba sebelum pajak penghasilan Rp1,95 triliun dari semester I/2017 rugi sebelum pajak penghasilan Rp2,17 triliun.

Laba bersih pun mencapai Rp1,94 triliun pada semester I/2018, berbalik dari posisi rugi bersih sejumlah Rp2,25 triliun per Juni 2017.

Restrukturisasi utang yang berlangsung pada Juni 2018 dilakukan dengan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement melalui dua cara. 

Pertama, menerbitkan saham seri B sebanyak 5,4 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp50, sehingga total dana yang dihimpun mencapai Rp270 miliar. Kedua, menerbitkan 13,7 milir lembar saham seri B kepada Azion Bao Pte. Ltd. dengan harga pelaksanaan Rp183. 

Dari transaksi dengan Azion Bao, CPRO berpotensi meraih dana Rp2,51 triliun. Adapun, total dana yang dihimpun dari aksi private placement ialah Rp2,77 triliun.
 
Irwan menyampaikan, secara operasional kinerja semester I/2018 sesuai harapan manajemen. Perseroan akan tetap fokus pada segmen bibit, pakan dan produk olahan. Per Juni 2018, segmen pakan berkontribusi Rp2,96 triliun, produk makanan Rp705,07 miliar, benur Rp181,22 miliar, dan lain-lain Rp29,63 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper