Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 3,17 persen atau 216,36 poin ke 6.599,84 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (12/5/2022) lantaran berlanjutnya aksi jual asing (net sell).
Tercatat sebanyak 97 saham menguat, 480 saham melemah dan 112 saham diperdagangkan stagnan. Investor asing mencatatkan net sell Rp711,83 miliar di seluruh pasar.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dijual asing Rp806,6 miliar, atau yang terbanyak pada hari ini. Menyusul saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) diobral Rp149.7 miliar, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dilepas Rp95,3 miliar.
Saham emiten berkapitalisasi pasar besar seperti PT Bukalapak.com Tbk.(BUKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) masih anjlok. Masing-masing melmah 6,54 persen dan 6,31 persen.
IHSG mengikuti tren pelemahan bursa regional Asia lainnya yang merespon pelemahan lanjutan bursa AS semalam.
"Pelemahan bursa AS semalam dipicu oleh masih tingginya inflasi di AS dimana meski terlihat melambat di level 8,3 persen yoy pada April dibanding 8,5 persen yoy pada Maret. Namun angka tersebut masih melebihi eskpektasi konsensus yang memperkirakan inflasi akan melambat ke 8,1 persen yoy," tulis analis OCBC Sekuritas Hendry Andrean dalam riset, Kamis (12/5/2022).
Kondisi ini, terangnya, kembali membuat investor kembali mengkhawatirkan akan adanya potensi kebijakan hawkish The Fed yang lebih kuat ke depannya di mana pada pertemuan terakhir The Fed sudah meningkatkan kenaikan tingkat suku sebesar 50 bps dari hanya menaikkan 25 bps pada pertemuan sebelumnya.
"Secara teknikal IHSG juga terlihat masih membentuk black marubozu yang menandakan tekanan jual IHSG masih cenderung menguat. Kondisi ini kami perkirakan berpeluang membuat IHSG masih akan melanjutkan tren pelemahannya di sesi II nanti dengan level support kami perkirakan akan berada di level 6.640 bagi IHSG," imbuh Hendry.