Bisnis.com, JAKARTA - Harga aset kripto perlahan mulai bergerak naik, meskipun cenderung sulit untuk menguat secara berkelanjutan.
Dilansir dari situs CoinMarketCap pada Rabu (11/5/2022) pukul 10.00 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar berhasil naik sedikit dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin terpantau naik 1,24 persen ke US$31.410 dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, Ethereum naik 2,01 persen ke US$2.368 per keping. Di saat yang sama, altcoin lain seperti BNB, Solana (SOL) dan XRP membukukan pertumbuhan di atas 2 persen.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan fenomena pasar kripto yang mulai naik disebabkan oleh aksi buy the dip investor untuk mengakumulasi keuntungan lebih.
Namun, secara keseluruhan, pasar masih berpotensi mengalami penurunan. Ia mengatakan, kemungkinan masih akan ada sedikit pullback di pasar, khususnya untuk Bitcoin.
"Para investor ini mulai terpengaruh saran untuk melakukan aksi buy the dip, sehingga merasa bahwa beberapa aset kripto sudah bisa kembali diakumulasi. Sebagian kripto sudah mengalami fase jenuh jual atau oversold, jika dikaji menggunakan analisis teknikal," kata Afid dikutip dari keterangan resminya, Rabu (11/5/2022).
Baca Juga
Meski begitu, investor masih belum secara all out melakukan aksi beli di pasar kripto, setelah khawatir mengenai risiko yang terjadi pada stablecoin. Kecemasan tersebut berhulu dari drama stablecoin milik Terra Labs, UST, yang ternyata tidak bisa menjaga nilai tukarnya di level US$1 untuk 1 UST.
"Anjloknya nilai BTC dan terjadinya reserve asset dari UST, membuat sentimen negatif terhadap stablecoin. Tanda-tanda kelemahan dalam stablecoin, sebagai aset kripto yang lebih aman, tapi tidak terbukti semakin menakuti investor," imbuh Afid.
Menurut laporan CoinMarketCap, total nilai pasar kripto saat ini mencapai US$1,4 triliun pada 10 Mei 2022, jauh dari puncaknya sepanjang masa sebesar US$2,9 triliun pada November 2021. Harga aset kripto yang merosot, mencerminkan penurunan ekuitas di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif di seluruh dunia untuk mencegah inflasi yang tinggi.