Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan akibat kenaikan suku bunga The Fed dan meningkatnya imbal hasil (yield) obligasi AS akan menjadi katalis membayangi lelang Surat Utang Negara (SUN) besok, Selasa (10/5/2022).
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede memaparkan, dalam 1 minggu terakhir tekanan dari dolar AS dan yield obligasi AS atau US Treasury cenderung mengalami peningkatan secara global. Hal ini tercermin dari penguatan Dollar dan kenaikan yield US Treasury pasca rapat FOMC.
Kondisi tersebut juga berdampak pada pembukaan di pasar keuangan domestik hari ini, yang baru saja buka pasca libur panjang. Imbal hasil dari SUN Indonesia seri 10 tahun mencapai 7,2 persen dalam perdagangan hari ini.
Josua mengatakan, sentimen ini masih akan berlanjut pada Selasa besok dan mempengaruhi hasil lelang SUN. Seiring dengan hal tersebut, hasil lelang SUN besok diprediksi akan lebih rendah dari sebelumnya.
“Kami perkirakan incoming bids pada lelang esok akan berkisar pada Rp30 triliun - Rp40 triliun,” katanya saat dihubungi pada Senin (9/5/2022).
Josua melanjutkan, tekanan dari sentimen pasar keuangan akan mendorong investor untuk mencari surat berharga dengan tenor jangka panjang. Menurutnya, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) diprediksi akan menjadi incaran investor pada lelang besok.
Baca Juga
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kementerian Keuangan, pemerintah akan menawarkan tujuh seri yang terdiri dari SPN03220810 (new issuance), SPN12230203 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening), dan FR0089 (reopening).
Target indikatif dari lelang SUN 10 Mei 2022 ditetapkan senilai Rp20 triliun dan target maksimal senilai Rp30 triliun.
Adapun profil masing-masing seri yang akan dilelang sebagai berikut:
Surat Perbendaharaan Negara seri SPN03220810 (Diskonto; 10 Agustus 2022);
Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12230203 (Diskonto; 3 Februari 2023);
Obligasi Negara Seri FR0090 (5,125 persen; 15 April 2027);
Obligasi Negara Seri FR0091 (6,375 persen; 15 April 2032);
Obligasi Negara Seri FR0093 (6,375 persen, ditentukan 4 Januari 15 Juli 2037);
Obligasi Negara Seri FR0092 (7,125 persen; 15 Juni 2042); dan
Obligasi Negara Seri FR0089 (6,87500 persen; 15 Agustus 2051).